Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Strategi Militer | Braithwaite: Armada Baru Bisa Beri Efek Penggentaran Lebih Dahsyat

AS Wacanakan Armada Baru di kawasan Indo-Pasifik

Foto : AFP/Al Drago

Menteri Angkatan Laut Amerika Serikat, Kenneth Braithwaite

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Menteri Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) telah menyerukan agar Angkatan Laut AS menambah armada baru yang bisa bergerak lebih cepat di persimpangan antara Samudra Hindia dan Pasifik.

"Kita tidak bisa hanya mengandalkan Armada Ke-7 yang ada di Jepang," kata Kenneth Braithwaite pada Selasa (17/11) saat jadi pembicara di simposium tahunan Naval Submarine League's yang digelar secara virtual seperti dilaporkan jurnal USNI News.

"Kami ingin mendirikan armada bernomor baru," ujar Braithwaite. "Dan kami ingin menempatkan armada baru itu di persimpangan antara Samudra Hindia dan Pasifik, sehingga kami benar-benar bisa memperkuat Komando Indo-Pasifik," imbuh dia.

Dijelaskan oleh Braithwaite, untuk pembentukan armada baru itu, AS harus menggandeng negara sekutu dan mitra seperti Singapura dan India, dan benar-benar menempatkan armada baru di tempat yang akan sangat relevan. "Namun yang lebih penting lagi, armada ini bisa memberikan efek penggentaran yang jauh lebih dahsyat lagi," ungkap Braithwaite.

Braithwaite mengaku bahwa ia belum membahas rencana ini dengan pejabat sementara Menteri Pertahanan AS, Christopher Miller, tapi ia menegaskan telah mencurahkan seluruh perhatiannya mengenai rincian wacana ini.

"Kita akan buat Armada Pertama dan kita akan memastikannya. Jika tidak di Singapura, kita akan membuatnya lebih berorientasi pada ekspedisi dan memindahkannya melintasi Pasifik sampai sekutu dan mitra kita memandang bahwa semua itu bisa terjadi serta membantu mereka sekaligus membantu kita pula," papar mantan Dubes AS untuk Norwegia itu.

Dalam pernyataannya, Braithwaite mengatakan bahwa ia akan melakukan perjalanan ke India dalam beberapa pekan mendatang untuk membahas tantangan keamanan dan bagaimana Angkatan Laut AS dan India dapat membantu satu sama lain.

Ditegaskan oleh Braithwaite bahwa AS tidak bisa secara sendiri melawan Tiongkok, dan negara-negara di sekitar Pasifik dan di seluruh dunia perlu membantu dalam menekan kembali Beijing secara militer dan ekonomi jika ada peluang upaya penggentaran itu akan berhasil.

Tambah Kekuatan

Pernyataan Braithwaite dikemukakan saat Armada Pasifik AS memposting gambar armada tempur kapal induk USS Nimitz yang bergabung dengan fase dua latihan angkatan laut tahunan Malabar di Laut Arab bagian utara bersama Angkatan Laut Australia, India dan Jepang, pada 17 November.

Keempat negara tersebut sebelumnya membentuk kelompok yang disebut Quad yang merupakan kependekan dari Quadrilateral Security Dialogue (Dialog Keamanan Empat Mata).

Para analis mengatakan rencana Armada Pertama memberi sinyal kepada Tiongkok bahwa AS tidak akan meninggalkan kawasan itu dan justru akan semakin menambah kekuatannya.

Saat ini, Armada Ke-7 Angkatan Laut AS beroperasi di luar Jepang, mencakup ruang yang sangat luas sampai ke perbatasan India-Pakistan.

"Menambahkan Armada Pertama yang oleh Angkatan Laut anggap tidak aktif karena hanya aktif dari setelah Perang Dunia II hingga awal 1970-an, akan mengurangi beban tugas yang ditanggung Armada Ke-7 dan memungkinkan kedua komando armada untuk memberi perhatian lebih pada jumlah sekutu dan mitra yang lebih kecil dan ruang geografis yang lebih kecil," pungkas USNI. ST/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top