Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Melanggar Kedaulatan

AS Tuduh Tiongkok Telah Terbangkan "Balon Mata-mata" ke 40 Negara

Foto : JIJI PRESS/AFP

Wahana Nirawak Milik Tiongkok

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Amerika Serikat (AS) menyatakan Tiongkok telah menerbangkan "balon mata-mata" ke lebih dari 40 negara di lima benua, kata pejabat Departemen Luar Negeri AS, Kamis (9/2) atau Jumat (10.2) WIB.

Dalam sesi pengarahan pers di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri, Ned Price, menyebut balon Tiongkok telah melanggar kedaulatan 40 negara di seluruh dunia.

"Ini adalah sebuah program yang telah menjangkau lima benua, 40 negara, dan itu adalah sebuah program yang menerapkan jenis operasi ini ke seluruh dunia," kata Price dalam laman resmi Deplu AS.

AS menolak memublikasikan daftar negara yang telah menjadi bagian dari operasi balon Tiongkok, namun memastikan ada puluhan negara di seluruh dunia yang menjadi sasaran.

"Negara-negara ini memiliki kebebasan dalam membahas apa yang telah terjadi, itu pun jika mereka bersedia melakukannya," kata Price.

AS menegaskan bahwa ketika balon pengintai memasuki wilayah udara suatu negara dengan tujuan mengumpulkan data-data intelijen maka itu dapat dikategorikan sebagai tindakan melanggar kedaulatan.

"Bagi kami, sangat jelas ini pelanggaran terhadap kedaulatan negara kami, tetapi operasi ini tidak hanya menargetkan Amerika Serikat."

AS pada awal pekan ini menggelar pertemuan di Washington dan Beijing bersama diplomat asing dari 40 negara untuk membahas insiden "balon mata-mata" Tiongkok yang memasuki wilayah udara AS akhir Januari.

Pengarahan disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri AS, Wendy Sherman, kepada hampir 150 diplomat asing dari 40 kedutaan, sementara di Beijing, Kedutaan Besar AS juga mengumpulkan diplomat asing untuk mempresentasikan temuan AS tentang balon tersebut.

Dalam pengarahan di Beijing, AS menyampaikan informasi yang menunjukkan bahwa balon itu yang terbang di atas lokasi militer AS, bukanlah balon penelitian cuaca seperti yang dikatakan Tiongkok, tetapi sebuah wahana udara untuk kegiatan spionase. Washington mengatakan balon itu dikendalikan oleh militer Tiongkok, Tentara Pembebasan Rakyat.

Tiongkok Mengakui

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Tiongkok (MFA) di Beijing, Senin (6/2) lalu, mengakui bahwa satu lagi wahana nirawak yang disebut sebagai "balon mata-mata" yang terlihat di Amerika Latin adalah milik Tiongkok.

"Terkait dengan balon di atas Amerika Latin, telah diverifikasi bahwa pesawat tak berawak itu berasal dari Tiongkok," kata juru bicara MFA, Mao Ning, sebagaimana dikutip Antara.

Menurut dia, benda itu merupakan peralatan sipil yang digunakan untuk uji terbang. Benda yang dipengaruhi oleh cuaca dan kemampuan sistem pengendali mandiri yang terbatas itu disebutkan menyimpang jauh dari jalur yang direncanakan hingga memasuki wilayah udara Amerika Latin dan Karibia.

Terkait insiden itu, kata Mao dalam konferensi pers reguler di Beijing, mengungkapkan bahwa langkah penanggulangan sudah diambil. Ia mengatakan Tiongkok adalah negara yang bertanggung jawab dan selalu bertindak sesuai dengan hukum internasional.

"Kami telah menginformasikan kepada pihak terkait agar ditangani dengan benar dan tidak menimbulkan ancaman bagi negara mana pun. Mereka telah menyampaikan pengertiannya," ujarnya.


Redaktur : Redaktur Pelaksana
Penulis : Redaktur Pelaksana

Komentar

Komentar
()

Top