Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perang Dagang

AS-Tiongkok Kembali Saling Berlakukan Tarif Impor

Foto : AFP/Nicolas ASFOURI - AFP/Nicolas ASFOURI
A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok semakin meningkatkan aksi perang perdagangan dengan saling memberlakukan tarif impor 25 persen senilai 16 miliar dollar AS sejak Kamis (23/8).

Kebijakan tersebut berlaku meskipun delegasi perdagangan kedua negara tengah melangsungkan pembicaraan di Washington.

Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan dengan adanya kebijakan yang berlaku efektif pada pukul 12:01 waktu Beijing atau 04.01 GMT itu menunjukkan sikap keras kepala Washington.

"Tiongkok dengan tegas menentang ini (kebijakan tarif impor AS) dan akan tetap mengambil tindakan yang diperlukan. Beijing akan mengajukan keluhan atas tarif baru ini ke WTO," bunyi pernyataan Kementerian Perdagangan Tiongkok itu.

Sebelumnya, dua negara ekonomi terbesar dunia itu pada awal Juli telah membebankan tarif impor pada sejumlah produk dengan nilai mencapai 100 miliar dollar AS, yang meningkatkan risiko gangguan terhadap pertumbuhan ekonomi global.

Presiden AS, Donald Trump, bahkan mengancam setiap tahun akan memberlakukan tarif impor baru senilai lebih dari 500 miliar dollar AS pada barangbarang asal Tiongkok,

kecuali Beijing bersedia membuat perubahan mendasar dalam praktik pemanfaatan hak kekayaan intelektual, program subsidi industri dan struktur tarif impor, serta menambah volume ekspor produk-produk AS.

Beban yang akan jauh lebih besar daripada nilai impor Tiongkok dari AS itu meningkatkan kekhawatiran pasar, apalagi Beijing mempertimbangkan bentuk-bentuk pembalasan lain,

seperti mempersulit kiprah perusahaan- perusahaan AS di Tiongkok, atau membiarkan mata uang yuan melemah untuk mendukung para eksportir negara itu. Akibat situasi itu, pejabat pemerintahan Trump terbelah.

Namun, dengan melambatnya ekonomi dan jatuhnya pasar saham Tiongkok, Gedung Putih tetap yakin bahwa AS akan memenangkan perang perdagangan itu.

AS Lebih Kuat

Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross, mengakui Tiongkok tidak akan menyerah dengan kebijakan tarif impor. Namun, AS akan memenangkan hubungan perdagangan dengan Tiongkok ini.

"Tentu saja mereka akan sedikit melakukan perlawanan, tetapi pada akhirnya, kami memiliki lebih banyak peluru. Mereka tahu itu.

Kami memiliki ekonomi yang jauh lebih kuat daripada yang mereka miliki, mereka juga tahu itu," kata Wilbur di sebuah pabrik peleburan yang kembali berproduksi setelah sempat berhenti akibat kebijakan dagang Trump, Century Aluminium, di Hawesville, Kentucky, Rabu (22/8).

Sementara itu, para ahli ekonomi memperkirakan setiap 100 miliar dollar AS yang terkena tarif impor akan mengurangi perdagangan global sekitar 0,5 persen.

Mereka juga berasumsi, perang perdagangan akan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi Tiongkok 2018 sebesr 0,1 sampai 0,3 poin. AFP/Ant/SB/AR-2

Penulis : AFP, Antara, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top