Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perang Dagang - Beijing Tidak Berdiam Diri atas Tekanan AS

AS-Tiongkok Bersepakat soal Hubungan Dagang

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Pejabat tinggi Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) telah mencapai kesepakatan pada sejumlah aspek hubungan dagang dua negara itu.

Namun menurut Tiongkok, ketidaksepakatan pada isu-isu besar lainnya masih relatif besar. Kantor berita pemerintah Tiongkok, Xinhua, Jumat (4/5), melaporkan pada akhir perundingan mengindikasikan tercapainya kesepakatan pada masalah pokok, dan telah terjalin dialog dari kedua pihak.

Sementara itu, AS belum memberikan komentar atas pertemuan itu. Laporan itu menyebutkan, salah satu kemajuan nyata adalah juru runding AS setuju untuk menyampaikan kepada Presiden AS, Donald Trump, isu pelarangan perusahaan AS menjual barang dan perangkat lunak pada produsen telekomunikasi Tiongkok, ZTE Corp.

ZTE dijatuhi sanksi perdagangan tujuh tahun, setelah AS menganggap perusahaan itu tidak memenuhi perjanjian dagang dengan AS.

Pertemuan pejabat kedua negara yang berlangsung selama dua hari terakhir itu melibatkan delegasi perdagangan tingkat tinggi AS yang dipimpin oleh Menteri Keuangan, Steven Mnuchin. Dari Tiongkok, hadir Wakil Perdana Menteri Liu He.

Perundingan itu berjalan setelah perang pernyataan dan ancaman dari kedua belah pihak dalam serangkaian sengketa perdagangan. Seorang pejabat AS mengatakan delegasi AS telah meninggalkan Beijing dan kembali ke negaranya Jumat malam.

"Perundingan dagang berjalan dengan jujur, efisien dan konstruktif," kata Xinhua. Namun, tidak ada rincian tentang apa yang disepakati para utusan.

Xinhua melaporkan para pejabat itu membahas penyelesaian tarif impor, dan langkahlangkah non-tarif, perluasan investasi dua negara, perlindungan hak kekayaan intelektual, serta peningkatan ekspor AS ke Tiongkok dan perdagangan jasa bilateral.

Belum ada indikasi kebijakan apa yang bisa diambil dari perundingan itu. "Kesan yang saya tangkap, pembicaraan tidak berjalan mulus seperti yang digembargemborkan. Saya kira perbedaan antara keduanya masih besar," kata ekonom senior Daiwa Capital di Hong Kong, Kevin Lai.

Tindakan Balasan

Dalam editorial di situsnya, tabloid ternama, Global Times, mengutip sumber-sumber yang dekat dengan pelaku perundingan dan mereka mengatakan, Tiongkok "membalas AS dengan keras".

Hal itu dilakukan agar AS tahu bahwa Beijing tidak berdiam diri atas tekanan AS. Dengan aturan pemeriksaan hak kekayaan intelektual "Section 301", AS telah mengusulkan tarif sebesar 50 miliar dollar AS terhadap barang-barang impor Tiongkok.

Usulan itu akan berlaku pada Juni mendatang setelah selesainya periode konsultasi selama 60 hari. Namun, kepastiannya masih belum jelas.

Tiongkok mengungkapkan tindakan balasan atas tarif impor produk-produk AS, seperti kedelai dan pesawat terbang, akan langsung berlaku bila produknya dikenakan tarif impor AS. Tarif AS ditujukan pada produk teknologi Tiongkok dari program "Made in China 2025".

Program itu terdiri atas pengembangan 10 sektor, termasuk pesawat luar angkasa, robot, dan kendaraan hemat energi. Terobosan kesepakatan pertemuan dua hari itu tampaknya masih sulit mengubah kebijakan ekonomi Tiongkok.

Namun, tanda-tanda kemajuan yang dicapai dapat menunda tindakan sanksi yang akan diterapkan AS. "Kami melakukan percakapan yang sangat baik," kata Mnuchin pada wartawan saat meninggalkan hotel, Jumat.

Sebelumnya, Presiden Trump memuji hubungannya dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping. Pujian itu bersamaan dengan pertemuan kedua delegasi yang diadakan di sebuah guest house di bagian barat Beijing.

Trump menginginkan pengurangan 100 miliar dollar AS per tahun dari total defisit perdagangan 375 miliar dollar AS, dalam perdagangan kedua negara.

Menurut dua sumber yang mengetahui perundingan itu, sebelum meminta Tiongkok memotong surplus perdagangan dengan AS sebesar 200 miliar dollar AS pada 2020 dan menurunkan tarif impor pada semua produk, delegasi AS memberikan dokumen kepada Tiongkok. SB/AFP/WP

Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top