Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Hubungan Bilateral I Blinken dan Wang Juga Bahas Konflik di Ukraina dan Dampaknya

AS-Tiongkok Bahas Persaingan

Foto : AFP/Stefani Reynolds

Perundingan Blinken-Wang | Menlu AS, Antony Blinken (kanan), berjabat tangan dengan Menlu Tiongkok, Wang Yi, saat pertemuan mereka di Nusa Dua, Bali, pada 9 Juli lalu. Menlu AS dan Tiongkok pada Minggu (30/10) kembali berunding untuk membahas soal persaingan antara kedua negara.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Antony Blinken, dan Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, membahas persaingan antara kedua negara adidaya dan perang Russia di Ukraina dalam panggilan telepon pada Minggu (30/10) malam waktu AS. Informasi itu disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri AS dan Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Senin (31/10).

"Kami berbicara tentang perlunya mengelola persaingan antara kedua negara secara bertanggung jawab," cuit Menlu Blinken di media sosial.

Sementara itu kantor Kementerian Luar Negeri AS menyatakan bahwa Menlu Blinken dan Menlu Wang juga membahas perlunya Beijing dan Washington DC untuk menjaga jalur komunikasi tetap terbuka dan mengadakan pembicaraan tentang perang di Ukraina.

"Menlu Blinken mengangkat isu kekhawatiran peningkatan perang Russia melawan Ukraina dan ancaman gangguan yang ditimbulkannya bisa berdampak terhadap keamanan global dan stabilitas ekonomi," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Terkait perang di Ukraina, Tiongkok selama ini dengan gigih menghindari mengkritik Russia karena menginvasi Ukraina dan malah menyalahkan AS dan NATO atas perang tersebut.

"Semua pihak harus menahan diri, membuat keputusan yang tenang, dan meningkatkan upaya diplomatik untuk mencegah situasi semakin meningkat atau bahkan di luar kendali," kata Menlu Wang.

Seruan dari Tiongkok itu datang ketika hubungan antara dua negara adidaya kian memanas atas isu Taiwan dan serangkaian masalah lainnya, dan seruan itu merupakan yang pertama dilontarkan di antara kedua menlu itu sejak Blinken memperingatkan Tiongkok atas rencananya untuk segera merebut kembali Taiwan.

Di lain pihak, Beijing mengatakan bahwa Menlu Wang telah melontarkan ketidaksenangannya atas sanksi AS baru-baru ini terhadap Tiongkok yang bertujuan membatasi aksesnya ke perangkat semikonduktor canggih yang bisa digunakan untuk penggunaan militer, dan telah mendesak Beijing atas upaya diplomatik terkait konflik di Ukraina.

"Pihak AS harus menghentikan upayanya untuk menahan dan menekan Tiongkok, dan tidak menciptakan hambatan baru bagi hubungan antara kedua negara," demikian pernyataan Menlu Wang yang mengacu pada peraturan baru AS tentang kontrol ekspor ke Tiongkok.

"(Menlu) Wang Yi menunjukkan bahwa membawa hubungan Tiongkok-AS kembali ke jalur pembangunan yang stabil, tidak hanya untuk kepentingan bersama Tiongkok dan AS, tetapi juga harapan umum masyarakat internasional," imbuh Kementerian Luar Negeri Tiongkok.

Jelang KTT G-20

Sementara itu kantor beritaBloombergmenulis bahwa pembicaraan antara Menlu Blinken dan Menlu Wang sebagai tanda pencairan hubungan terbaru menjelang terselenggaranya KTT G-20 di Bali, Indonesia, pada November.

"Pembicaraan itu merupakan serangkaian pertukaran menjelang kemungkinan pertemuan tatap muka antara Presiden AS, Joe Biden, dan Presiden Tiongkok, Xi Jinping," tulisBloomberg.

Sebelumnya pada Jumat (28/10) pekan lalu, Dubes AS untuk Tiongkok, Nicholas Burns, juga bertemu dengan Menlu Wang, hampir delapan bulan setelah utusan AS itu tiba di Beijing. AFP/Anadolu/Bloomberg/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top