Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perang Dagang

AS Tekan Tiongkok Teken Kontrak Impor Jangka Panjang

Foto : AFP/China OUT

Siap Diekspor - Mobil MG produksi SAIC Motor Corp menunggu untuk diekspor ke AS di Pelabuhan Lianyungang, Provinsi Jiangsu, Tiongkok, Selasa (26/5).

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menekan Tiongkok untuk menandatangani kontrak jangka panjang impor produk pertanian dan energi AS.

Kontrak itu menjadi sebagian syarat dari kesepakatan perdagangan guna mengurangi defisit perdagangan bilateral senilai 337 miliar dollar AS per tahun.

Sejumlah media pada Rabu (30/5) melaporkan tekanan AS ke Beijing itu akan mengurangi belanja Tiongkok dari sekutu utama AS, seperti Uni Eropa, Australia, Brasil, dan Argentina.

Menteri Perdagangan, Wilbur Ross, akan mempresentasikan daftar produk yang dapat dialihkan impornya oleh Tiongkok ke AS dari negara lain. Pembahasan daftar itu akan berlangsung dalam kunjungannya ke Beijing akhir bulan ini.

Kabar soal kunjungan Ross muncul setelah Presiden Donald Trump mengumumkan kesepakatan pencabutan sanksi terhadap perusahaan telekomunikasi Tiongkok ZTE.

Peluang operasi perusahaan yang sempat terganjal sanksi itu kembali terbuka setelah ZTE setuju membayar denda 1,3 miliar dollar dan syarat lainnya.

Menurut sejumlah sumber, tekanan AS pada kontrak produk jangka panjang dengan Tiongkok bertujuan untuk menuntaskan kesepakatan perdagangan, yang mendapat tekanan politik di negara masing-masing.

Menurut sumber yang dikutip Financial Times (FT) itu, Tiongkok akan kesulitan menolak kontrak jika keberatan dengan komentar Trump yang menyangkut masalah sensitif seperti Taiwan.

Tujuan Trump memang dimaksudkan untuk mengamankan kerja sama jangka panjang kedua negara. Pada lawatannya minggu depan, Ross akan memastikan komitmen impor tambahan Tiongkok dari AS yang sempat dibahas dalam pertemuan di Washington sebelumnya.

Seorang pejabat dari Kementerian Perdagangan mengatakan AS ingin hasil itu diikat dalam kontrak dan dapat diberlakukan.

Ross diharapkan fokus untuk meningkatkan ekspor AS untuk mengganti komoditas yang selama ini diimpor Tiongkok dari negara lain, seperti minyak mentah, produk olahan, gas alam cair, serta produk pertanian seperti daging sapi, unggas, dan kedelai.

Para juru runding AS juga berusaha mengubah kebijakan Tiongkok soal kuota dan peraturan, seperti pada pembatasan impor unggas AS karena wabah flu burung yang dianggap Washington sebagai diskriminasi.

Perubahan Jangka Panjang

Salah satu sumber mengatakan aturan pembatasan itu dapat berakibat pada penggandaan ekspor pertanian AS ke Tiongkok. Tahun lalu, AS mengekspor produk pertanian sebesar 19,6 miliar dollar AS ke Tiongkok.

Namun, selama lima tahun terakhir nilai itu cenderung tak bertambah dan sebagian besar dikirim dalam bentuk kedelai, senilai 12.4 miliar dollar AS pada 2017.

Para pejabat AS juga bersikeras telah mendorong berbagai perubahan jangka panjang lainnya di Tiongkok, seperti reformasi aturan hak kekayaan intelektual dan perubahan kebijakan Presiden Xi Jinping "Made in China 2025", yang bertujuan menguasai dunia dalam 10 sektor utama.

"Setiap kesepakatan besar antara dua ekonomi terbesar dunia ini harus memasukkan konsesi penting Tiongkok di wilayah tersebut," kata seorang pejabat. SB/FT/AR-2

Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top