Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengendalian Harga

AS Segera Lepaskan Cadangan Minyak Strategis dalam Waktu Dekat

Foto : KORAN JAKARTA/ONES/AND
A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Wakil Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Wally Adeyemo, pada Rabu (1/6) waktu setempat, mengatakan inflasi tinggi sedang didorong oleh fenomena global yang tidak dapat diantisipasi, termasuk invasi Russia ke Ukraina. Di sisi lain, permintaan di AS tetap kuat.

"Saya tidak berpikir ada orang yang melihat invasi Russia ke Ukraina terjadi, yang mendorong harga energi tinggi yang kita lihat hari ini," kata Adeyemo kepada MSNBC sehari setelah Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mengakui kalau dia salah pada tahun lalu tentang jalur inflasi.

Yellen telah mengatakan kepada CNN, pada Selasa (31/5), bahwa sejak komentar publik yang dia buat pada tahun 2021 menunjukkan jalur inflasi yang lebih jinak, sementara ekonomi global dilanda beberapa guncangan tak terduga, termasuk gangguan rantai pasokan yang terus-menerus, perang Russia di Ukraina, dan penguncian ketat ekonomi Tiongkok.

Adeyemo menggemakan komentar itu dan mengatakan negara-negara lain juga berjuang dengan inflasi yang tinggi.

"Cara terbaik untuk membandingkan apa yang terjadi di sini, di Amerika Serikat, adalah dengan melihat ke seluruh dunia, karena inflasi tidak hanya terjadi di sini, di Amerika Serikat. Ini terjadi di seluruh dunia," kata Adeyemo.

Lebih lanjut, dia mengatakan kalau Presiden Joe Biden telah menguraikan rencana untuk mengatasi inflasi, termasuk potensi rilis cadangan minyak strategis di waktu mendatang, tetapi menghindari pertanyaan tentang pendekatan baru.

"Contoh terbaik dari hal-hal yang ingin kami lakukan di masa depan adalah apa yang telah kami lakukan, termasuk melepaskan cadangan minyak strategis," tambahnya.

Presiden Biden juga meminta produsen-produsen energi untuk meningkatkan produksi guna mendorong harga lebih rendah.

"Kami terbuka untuk melakukan segala sesuatu yang Presiden dapat lakukan sendiri, tetapi dia juga ingin bekerja dengan Kongres untuk melakukan hal-hal seperti menurunkan harga obat yang diresepkan."

Ditanya apakah dia yakin inflasi dapat diturunkan tanpa menyebabkan resesi, Adeyemo berkata, "Ya, karena bagian dari pekerjaan saya adalah berbicara dengan para pemimpin bisnis di seluruh negeri. Para CEO ... menjelaskan kepada saya bahwa mereka merasa seolah-olah permintaan produk dan barang mereka tetap kuat."

Stabilitas Harga

Sementara itu dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS), pada Kamis (2/6), mengumumkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Mei 2022 mengalami inflasi sebesar 0,40 persen (mtm) atau lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang tercatat 0,95 persen (mtm).

Perkembangan itu dipengaruhi oleh penurunan inflasi pada semua kelompok, yaitu inti, volatile food, dan administered prices. Secara tahunan, inflasi IHK Mei 2022 tercatat 3,55 persen (yoy), lebih tinggi dari inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 3,47 persen (yoy).

Bank Indonesia pun menyatakan akan tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, guna menjaga inflasi berada dalam kisaran sasaran 3,0±1 persen pada 2022.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top