Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Konflik Semenanjung Korea

AS-Korsel Sepakat Tingkatkan Perdamaian

Foto : AFP/Jung Yeon-je

Perbincangan Moon-Biden l Warga Korsel sedang menyaksikan berita soal perbincangan via telepon antara Presiden Moon Jae-in dengan Presiden AS, Joe Biden, yang ditayangkan dalam layar televisi di sebuah stasiun kereta di Seoul pada Kamis (4/2). Dalam perbincangan antara Moon-Biden dibahas soal kerja sama bilateral yang erat untuk mencapai denuklirisasi dan perdamaian yang abadi di Semenanjung Korea.

A   A   A   Pengaturan Font

SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in, dan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, pada Kamis (4/2) pagi sepakat untuk bekerja sama dengan erat untuk mencapai denuklirisasi dan perdamaian yang abadi di Semenanjung Korea.
"Biden menegaskan penting bagi Washington DC dan Seoul untuk memiliki posisi yang sama untuk mencapai tujuan bersama," demikian dikutip dari pernyataan kantor Kepresidenan Moon.
Percakapan melalui sambungan telepon selama 32 menit itu merupakan kali pertama antara Presiden Moon dan Presiden Biden sejak Biden menjabat sebagai presiden pada 20 Januari lalu.
Dalam cuitannya di media sosial pada Kamis pagi, Presiden Moon menulis bahwa dia memiliki percakapan yang hebat dengan Biden. "Kami akan selalu berdiri bersama saat kami bekerja untuk perdamaian di Semenanjung Korea dan mengatasi tantangan global," kata dia.
Dalam percakapan antara kedua pemimpin negara itu, Presiden Moon menyarankan agar mereka melakukan upaya bersama untuk memajukan proses perdamaian yang melibatkan Korut. Sementara itu Presiden Biden menilai upaya pemerintah Korsel itu dengan positif dan menekankan pentingnya aliansi Seoul dan Washington DC agar tetap selaras, sebelum berjanji untuk bekerja sama secara erat demi mencapai tujuan bersama.
Kedua pemimpin lalu sepakat tentang perlunya penyusunan strategi komprehensif terhadap Korut secepat mungkin. "Kedua pemimpin sepakat segera memetakan kebutuhan strategi komprehensif terkait Korea Utara (Korut), jika memungkinkan," kata juru bicara Moon, Kang Min-seok.
Gedung Putih mengungkapkan melalui sebuah pernyataan bahwa Biden berbicara dengan Moon untuk menekankan komitmennya memperkuat aliansi AS-Korsel, yang merupakan kunci utama perdamaian dan kemakmuran di Asia Timur Laut.

Harapan Moon
Dalam percakapan melalui sambungan telepon, Presiden Moon yang ingin melanjutkan diplomasi nuklir, mengatakan pada bulan lalu bahwa Presiden Biden dapat belajar dari keberhasilan dan kegagalan Donald Trump dalam menangani Korut, meskipun dia juga mengakui Biden kemungkinan akan mencoba pendekatan yang berbeda.
Biden sebelumnya pernah menyebut pimpinan Korut, Kim Jong-un, sebagai "preman" dan mengkritik Trump karena mengupayakan pertemuan puncak dengan pemimpin Korut, yang dilakukan hanya untuk kepentingan propaganda di televisi.
Para ahli mengatakan Biden kemungkinan tidak akan berbicara tatap muka dengan Kim, kecuali jika Korut menunjukkan ketulusan mereka untuk menyingkirkan persenjataan nuklir.
Bulan lalu, Kim Jong Un mengatakan, nasib hubungan negaranya dengan AS tergantung pada apakah Washington DC akan meninggalkan kebijakan sikap bermusuhan terhadap Pyongyang. Kim pun menyebutkan bahwa serangkaian sistem senjata nuklir berteknologi tinggi yang sedang dikembangkan di Korut, merupakan upaya nyata bagi meningkatkan tekanan pada AS.
AS, yang menempatkan sekitar 28.500 tentaranya di Korsel, secara rutin melakukan latihan militer dengan tentara Korsel. Sementara Korut memandang latihan militer gabungan itu dan sanksi yang dijatuhkan AS sebagai bukti politik dari sikap permusuhan Washington DC.
DW/KBS/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top