Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

AS Kembali Borong Vaksin

Foto : AFP/MANDEL NGAN 

Anthony Fauci 

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC -Pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Rabu (5/8) mengumumkan pembelian 100 juta dosis vaksin Covid-19 senilai 1 miliar dollar AS yang sedang dikembangkan oleh perusahaan Johnson & Johnson (J&J). Sebelumnya pada Maret, J&J melalui anak perusahaannya yaitu Janssen, juga telah menerima 456 juta dollar AS dari pemerintah AS.

Uang hasil pembelian ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan produksi sehingga siap dikirimkan jika obat tersebut telah mendapat persetujuan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Melalui kesepakatan pembelian ini, pemerintah AS juga memiliki opsi untuk membeli dosis tambahan yang cukup untuk memvaksinasi 300 juta orang.

Dengan dirampungkannya kesepakatan terbaru ini maka pemerintahan Presiden Donald Trump telah menghabiskan 9,4 miliar dollar AS untuk kesepakatan pembelian vaksin dengan lima perusahaan yang sepakat untuk memberikan setidaknya 700 juta dosis.

Kesepakatan-kesepakatan ini yang dinaungi lewat prakarsa Operation Warp Speed, memperkirakan akan terjadinya peluncuran produksi secara paralel dengan uji klinis, dimana pemerintah AS mengambil risiko finansial yang menjauhi sektor swasta.

Vaksin produksi Moderna saat ini merupakan salah satu dari tiga vaksin yang dibuat negara Barat yang berada dalam uji coba manusia tahap akhir.

"Saya sangat optimistis akan sukses dan jelang akhir tahun atau awal 2021, kita akan tahu apakah mereka memiliki vaksin yang aman dan efektif," ucap pejabat tinggi penyakit menular AS, Anthony Fauci.

Selain membeli vaksin, AS juga telah menghabiskan miliaran dollar untuk membangun lokasi manufaktur bagi perusahaan yang membuat jarum suntik dan botol ampul, dan untuk pengembangan pengobatan secara medis.

Pemerintah AS sebelumnya telah memborong hampir semua stok obat antiviral remdesivir yang akan diproduksi hingga September. Obat tersebut adalah pengobatan pertama yang terbukti bermanfaat melawan Covid-19.

Jumlah Kasus

Sementara itu jumlah kematian akibat virus korona di AS pada Rabu malam terpantau jumlahnya masih amat tinggi. Berdasarkan penghitungan yang dilakukan Johns Hopkins University, korban tewas bertambah 1.262 kasus dalam 24 jam terakhir.

"Kemarin juga tercatat ada penambahan 53.158 kasus baru virus korona," lapor institusi pelacak Covid-19 yang berbasis di Baltimore itu.

Dengan penambahan jumlah pada Rabu, berarti di AS saat ini tercatat total 4.818.328 kasus virus korona yang mengakibatkan 157.930 kematian. Berdasarkan penghitungan itu, maka AS tetap jadi negara yang paling parah terkena dampak wabah korona di dunia.

Namun demikian, Presiden Trump tetap optimistis bahwa wabah akan segera berlalu. "Hal itu akan segera berlalu. (Wabah) ini akan pergi dan menghilang, dan menurut saya sekolah harus kembali dibuka," pungkas Trump.

Pandemi virus korona AS telah melonjak kembali sejak Juni di banyak negara bagian, terutama di wilayah selatan dan barat Negeri Paman Sam. Salah satunya yaitu di Florida yang pada Rabu dilaporkan kasusnya telah melampaui setengah juta kasus sejak dimulainya krisis kesehatan ini.

Lonjakan juga terjadi di Arizona dimana menurut keterangan seorang pejabat setempat ada lebih dari 500 narapidana di penjara Tucson atau lebih dari setengah populasi fasilitas itu, dinyatakan positif mengidap Covid-19.AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top