Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

AS-Jepang Siap Danai Indonesia Setop PLTU Batu Bara

Foto : Istimewa

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah Indonesia terus mendorong transisi energi salah satunya melalui pemensiunan dini penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara. Kini, pemerintah tengah menyelesaikan negosiasi dengan International Partners Group yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) dan Jepang untuk program Just Energy Transitiion Partnership (JETP) sebagai pendanaan transisi energi di Tanah Air.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, pemerintah Indonesia telah mengidentifikasi transisi energi yang adil dan terjangkau dari PLTU batu bara ke energi bersih yang didorong oleh mekanisme pembiayaan yang berkelanjutan.

Luhut menjelaskan, Indonesia telah mengesahkan Peraturan Presiden tentang Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik, yang menciptakan kerangka kerja yang luas untuk transisi energi bersih dan menyerukan penyusunan peta jalan yang terperinci dan pedoman pelaksanaan untuk mempercepat peralihan dari PLTU batu bara ke energi bersih.

"Peta jalan tersebut menyerukan percepatan penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara dan mempertimbangkan rencana pasca-pensiun untuk dekomisioning atau penggunaan kembali dengan teknologi emisi rendah karbon untuk memastikan keamanan energi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Luhut dalam sambutannya di Acara O20 dan Climate Actions, di Bali, dikutip Selasa (15/7).

"Indonesia saat ini sedang menyelesaikan negosiasi kerjasama dengan International Partners Group yang dipimpin oleh AS-Jepang untuk program Just Energy Transition Partnership (JETP). Selain itu, Indonesia siap untuk menerapkan program JETP menuju phase down termasuk penghentian dini PLTU batu bara dengan pengurangan gas rumah kaca yang signifikan untuk target NDC kami yang lebih ambisius," tambahnya.

Ia menambahkan, akan segera mengumumkan Pernyataan Bersama tentang JETP dalam Presidensi G20 dengan Negara-negara IPG di Bali. Sebelumnya tercatat, International Partners Group yang dipimpin oleh AS-Jepang untuk program JETP itu senilai 15 miliar dolar AS - 20 miliar dolar AS.

Sementara itu, program JETP diprediksi mampu membantu Indonesia melakukan penghentian dini PLTU Batu Bara hingga tahun 2030.

"(JETP) mungkin merupakan satu-satunya transaksi atau kemitraan keuangan iklim terbesar yang pernah ada," kata seorang pejabat Departemen Keuangan AS kepada wartawan, dikutip dari Reuters, Selasa (15/11).

Program JETP Indonesia, didasarkan pada inisiatif tahun lalu senilai 8,5 miliar dolar AS untuk membantu Afrika Selatan lebih cepat mendekarbonisasi sektor listriknya yang diluncurkan pada COP26 di Glasgow.

Untuk mengakses program hibah dan pinjaman lunak senilai 20 miliar dolar AS selama periode tiga sampai lima tahun, Indonesia telah berkomitmen untuk membatasi emisi sektor listrik sebesar 290 juta ton pada tahun 2030. Sektor publik dan swasta masing-masing telah menjanjikan sekitar setengah dari dana tersebut.

Indonesia juga telah menetapkan tujuan untuk mencapai emisi nol bersih di sektor ketenagalistrikan pada tahun 2050, satu dekade penuh sebelum target saat ini yang ditetapkan dalam rencana iklim nasionalnya, dan untuk menggandakan laju penyebaran energi terbarukan sehingga menyumbang setidaknya 34 persen dari semua pembangkit listrik pada tahun 2030.

"Kami telah membangun platform kerja sama yang benar-benar dapat mengubah sektor ketenagalistrikan Indonesia dari batu bara menjadi energi terbarukan dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang signifikan," kata Utusan Khusus AS untuk Perubahan Iklim John Kerry.

"Kami telah bergulat dengan masalah yang tak terhitung jumlahnya untuk sampai pada pengumuman terobosan hari ini," lanjutnya.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top