Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Bilateral

AS-Jepang Akan Kembangkan Jaringan 5G

Foto : AFP

Presiden AS, Joe Biden, dan PM Jepang, Yoshihide Suga

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, dan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga akan membuat kesepakatan untuk mengembangkan jaringan 5G senilai dua miliar dollar AS sebagai bagian strategi dari upaya untuk bersaing dengan Tiongkok.

Presiden Joe Biden dijadwalkan menyambut kedatangan Perdana Menteri Jepang, Yoshihide Suga, Jumat (16/4), dalam lawatan selama satu hari di AS. Keputusan Biden mengundang Suga sebagai pemimpin asing pertama itu akan disusul oleh Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, pada Mei mendatang.

Prioritas aliansi mereka saat ini adalah menekankan pada kebangkitan Tiongkok. Itu sebagai tantangan paling mendesak bagi AS.

Seorang pejabat senior AS mengatakan bahwa pemimpin teknologi Jepang akan mengumumkan "komitmen yang sangat substansial" sebesar dua miliar dollar AS dalam kemitraan dengan AS.

"Untuk mengerjakan 5G dan langkah selanjutnya," ujar pejabat itu.

Selama ini, raksasa teknologi Tiongkok, Huawei, telah mendominasi lebih awal di internet generasi kelima itu.

AS telah memberikan sanksi dan tekanan terhadap perusahaan tersebut karena menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional, dan privasi di dunia demokrasi.

Pejabat itu mengatakan Biden juga akan berbicara dengan Jepang tentang iklim dunia di tengah persiapan AS untuk mengadakan pertemuan puncak virtual tentang perubahan iklim minggu depan.

Disebut pula, keduanya juga akan membahas ketegangan yang meningkat di Taiwan, setelah pulau itu melaporkan peningkatan penetrasi wilayah udaranya oleh Beijing, Tiongkok mengeklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayah mereka.

"Tidak ada negara yang berusaha meningkatkan ketegangan atau memprovokasi Tiongkok. Tetapi pada saat yang sama, kami mencoba mengirimkan sinyal yang jelas bahwa beberapa langkah yang diambil Tiongkok bertentangan dengan misi mempertahankan perdamaian dan stabilitas," kata pejabat itu.

Penarikan dari Afghanistan

Pejabat AS itu mengatakan sudah sepantasnya Suga berkunjung dua hari setelah Biden membuat keputusan penting untuk menarik mundur pasukan AS dari Afghanistan setelah 20 tahun berada di negara itu, mengakhiri perang terlama AS yang pernah ada.

"Penarikan itu akan membebaskan waktu dan perhatian serta sumber daya dari kepemimpinan senior kami dan militer kami untuk fokus pada apa yang kami yakini sebagai tantangan mendasar di abad ke-21, dan mereka terletak secara fundamental di Indo- Pasifik," kata pejabat itu.

"AS hanya bisa efektif di Asia jika hubungan AS-Jepang kuat dan Jepang tenang dan stabil," ujar dia.

Suga, pada September, menggantikan Shinzo Abe, perdana menteri terlama Jepang, yang merupakan salah satu dari sedikit sekutu AS yang berhasil menjaga hubungan yang stabil dengan pendahulu Biden yang bergejolak, Donald Trump.

Namun, media Jepang melaporkan, Suga diperkirakan akan menolak menjadi pendukung yang terlalu antusias untuk sikap AS atas Beijing. Apalagi Tiongkok selama ini telah menjadi mitra dagang penting Tokyo karena Jepang kekurangan sumber daya.

Sejak masa Abe, Tokyo telah berupaya menstabilkan hubungan dengan Beijing dan tidak bergabung dengan Washington dalam sanksi atas masalah hak asasi di Hong Kong dan Xinjiang.

Suga dan Moon, bulan depan, juga akan berkonsultasi dengan Biden untuk membahas dan meninjau kebijakan AS tentang Korea Utara. Diplomasi pribadi Trump dengan pemimpin Kim Jong-un telah meredakan ketegangan, tetapi tidak menghasilkan kesepakatan yang langgeng tentang program nuklir Pyongyang. n SB/AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : AFP, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top