Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

AS Ingin Singkirkan Semua Aplikasi Tiongkok

Foto : AFP/Kazuhiro NOGI

Program “Clean Network” - Seorang pria berjalan melewati iklan telepon seluler 5G buatan Huawei yang terpampang di sebuah pusat bisnis di Tokyo, Jepang, pada Juni lalu. Melalui program Clean Network, pemerintah AS bermaksud untuk menyingkirkan semua aplikasi telepon selular buatan Tiongkok yang diklaimnya sebagai risiko keamanan.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON DC - Menteri Luar Negeri Mike Pompeo pada Rabu (5/8) menyatakan bahwa Amerika Serikat (AS) sedang memperluas program Clean Network dengan menyingkirkan aplikasi telepon seluler buatan Tiongkok serta layanan komputasi awan (cloud) yang diklaimnya sebagai risiko keamanan.

Clean Network adalah sebuah inisiatif dari Kementerian Luar Negeri AS yang diumumkan pada 29 April lalu, terkait upaya dari pemerintah pimpinan Presiden Donald Trump untuk menjaga privasi warga AS serta informasi yang amat sensitif dari perusahaan AS dari gangguan agresif oleh aktor jahat seperti Partai Komunis Tiongkok (PKT).

"AS akan melarangaplikasi asal Tiongkok yang tidak terpercaya dari platform distribusi aplikasi operator seluler dan pembuat ponsel AS," ucap Menlu Pompeo. "Aplikasi dengan perusahaan induk yang berbasis di Tiongkok seperti TikTok, WeChat, dan lainnya, merupakan ancaman yang signifikan terhadap data pribadi warga AS, apalagi jika ada alat sensor bagi konten soal PKT," imbuh dia.

Menlu Pompeo jugamenambahkan bahwa AS juga akan memblokir aplikasi buatan AS yang tersedia untuk diunduh bagi ponsel buatanTiongkokdan bagi peralatan nirkabel dari perusahaan raksasa global seperti Huawei dan produsen teknologi lainnya.

"Kami tidak ingin ada perusahaan yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia seperti Huawei atau perusahaan yang jadi alat pengawasan bagi PKT," tegas Menlu AS itu.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top