Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pertemuan Internasional I Sidang Umum Majelis PBB Dibuka di New York

AS Hanya Bantu Negara Sahabat

Foto : AFP/Nicholas Kamm

Pidato Trump l Presiden AS, Donald Trump, berpidato di podium saat Sidang Umum Majelis PBB di New York, Selasa (25/9). Dalam pidatonya, Presiden AS menegaskan isu kedaulatan, penolakan atas ideologi globalisme, membahas sejumlah konflik di sejumlah wilayah di dunia, serta kebijakan luar negeri AS.

A   A   A   Pengaturan Font

Presiden AS, Donald Trump, pada Selasa (25/9) berpidato di forum Sidang Umum Majelis PBB di New York. Dalam pidatonya, Trump menegaskan bahwa AS akan memprioritaskan bantuan hanya pada negara-negara sahabatnya.

NEW YORK - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, saat menyampaikan pidato di Sidang Umum Majelis Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di New York, Selasa (25/9), menekankan bahwa AS hanya akan membantu negara-negara sahabat.

"Kami hanya akan memberikan bantuan asing bagi negara yang menghormati dan bersahabat dengan kami," kata Presiden Trump.

Ditambahkan oleh Presiden Trump bahwa AS akan mengawasi secara ketat bantuan asing ke negara-negara lain dan juga sokongan keuangan bagi organisasi-organisasi internasional.

"Beberapa dari mereka mau membantu kami. Oleh karena kami akan melakukan pengawasan secara ketat dan menelaah ulang mana yang bermanfaat," imbuh Presiden AS.

Pernyataan Trump itu sepertinya menyindir PBB. Sebelumnya Trump mendesak PBB agar bekerja lebih efektif dan bisa mempertanggungjawabkan kinerjanya. Trump juga berjanji akan mengubah aliran sokongan dana bagi sejumlah program lembaga internasional dimana sebelumnya telah mendapat bantuan keuangan dari negara Paman Sam.

"Jika masing-masing dari kita telah turut membantu dan berkontribusi, kita bisa mewujudkan aspirasi tertinggi PBB," ucap Trump.

Selain membicarakan bantuan AS, Presiden Trump dalam pidatonya pertama-tama membahas isu kedaulatan. "Kita semua berada di sini sebagai perwakilan dari budaya yang berbeda-beda, kekayaan sejarah, dan merupakan warga yang terikat lewat memori, tradisi, dan nilai-nilai yang membuat tanah air kita tempat tinggal yang nyaman di Bumi ini," papar Presiden AS.

Diterangkan oleh Trump, semua latar belakang itu menjadi alasan AS memiliki kemerdekaan dan kerja sama dibandingkan hegemoni dan dominasi. "Kami hanya meminta agar kalian juga menghormati kedaulatan kami, dan tak akan meminta maaf dalam upaya melindungi warga kami," ucap Trump.

Pernyataan Trump itu untuk menegaskan mengapa ia menekankan kebijakan "American First" dan menolak ideologi globalisme.

Dalam pidatonya, Trump juga menyinggung soal konflik-konflik yang terjadi secara global seperti krisis nuklir di Semenanjung Korea dan program nuklir Iran. Menyikapi progres dari Semenanjung Korea, pemerintah AS menyatakan akan menempuh langkah yang berani demi tercapainya perdamaian.

Trump juga menyinggung soal program nuklir Iran dan sikap Tehran yang dinilainya tak menghormati kedaulatan dan perbatasan negara-negara tetangganya. Oleh karena itu Trump meminta dukungan negara-negara internasional agar mau mengisolasi dan memberi sanksi Iran.

Selain itu, Trump juga membahas soal konflik di Suriah dengan menyatakan AS siap menyerang negara itu jika kembali terjadi serangan senjata kimia.

Seruan Guterres

Sementara saat membuka Sidang Umum Majelis PBB, Sekjen PBB, Antonio Guterres, mewanti-wanti atas terjadinya kekacauan dan kekalutan dalam tatanan dunia, dan hal ini tak bisa dibiarkan karena akan jadi ancaman perpecahan.

Dalam pidatonya, Guterres menekankan setiap pihak harus menaati aturan dasar tatanan global maupun antarnegara dan kerja sama internasional sebelum semua itu menjadi lebih kacau.

"Nilai-nilau universal telah terkikis dan prinsip-prinsip demokrasi dalam bahaya," pungkas dia.

AFP/SCMP/CNN/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top