Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kerja Sama Militer

AS-Filipina Gelar Latihan Perang Gabungan

Foto : AFP/TED ALJIBE

La tiha n ”Balika tan” l Ketua pasukan militer Filipina, Letjen Emmanuel Salamat (kiri), berjabat tangan dengan ketua pasukan AS, Letjen Lawrence Nicholson, saat konferensi pers pembukaan latihan militer gabungan Balikatan di Markas Besar Angkatan Bersenjata Filipina di Manila, Senin (7/5).

A   A   A   Pengaturan Font

MANILA - Militer Amerika Serikat (AS) dan Filipina diwartakan telah memulai latihan perang bersama pada Senin (7/5). Latihan perang bersama yang difokuskan untuk memerangi terorisme global, dilaksanakan setelah keluar laporan dari jaringan berita CNBC bahwa Tiongkok memasang misil-misil di Kepulauan Spratly yang ada di perairan sengketa Laut Tiongkok Selatan (LTS) sejak sebulan terakhir.

Sengketa LTS sudah berkecamuk sejak beberapa tahun. Dalam sengketa ini sejumlah negara Asia seperti Malaysia, Brunei, Tiongkok, Filipina, dan Vietnam, saling berebut klaim atas sebagian wilayah perairan itu. Aksi saling klaim itu terjadi karena diduga kawasan perairan LTS amat kaya akan kandungan minyak dan gas alam.

"Latihan militer gabungan ini akan dilaksanakan selama 12 hari dan latihan ini akan terus digelar walau ada atau tidak ada laporan penempatan misil oleh Tiongkok di LTS," demikian pernyataan Letjen Lawrence Nicholson, kepala pasukan militer AS dalam latihan perang gabungan yang diberi nama "Balikatan" ini.

Sementara itu kepala pasukan militer Filipina, Letjen Emmanuel Salamat, menyatakan latihan militer gabungan AS amat dibutuhkan pasukan Filipina untuk meningkatkan kapabilitas mereka untuk melawan terorisme.

"Latihan militer gabungan kali ini lebih fokus untuk melawan teroris sehingga kita bisa meresponsnya secara lebih baik di masa mendatang," Letjen Salamat. "Dua pasukan militer akan melakukan latihan khusus untuk mengatasi krisis dan malapetaka baik yang disebabkan oleh alam maupun manusia," imbuh dia.

Lawan Teroris

Latihan militer tahunan AS-Filipina ini digelar untuk kedua kalinya sejak Presiden Rodrigo Duterte berkuasa. Presiden Duterte dalam beberapa bulan terakhir tengah berupaya untuk mengesampingkan friksi atas klaim teritorial di perairan sengketa agar investasi dan perdagangan dengan Tiongkok berjalan mulus.

Presiden Duterte kini lebih fokus untuk menggalang kerja sama militer untuk menghadapi konflik bersenjata di dalam negeri serta upaya untuk meningkatkan respons kemanusiaan dan bencana karena Filipina kerap dilanda bencana.

Hal ini berlawanan dengan yang dilakukan pendahulu Duterte yaitu mantan Presiden Benigno Aquino, yang kerap memanfaatkan latihan militer gabungan dengan AS untuk meningkatkan kemampuan militer Filipina untuk menandingi Tiongkok yang saat ini mengklaim sebagian besar kawasan perairan LTS.

Sementara aksi terorisme di Filipina saat ini sudah mulai bisa diredam apalagi setelah kelompok pemberontrak penyokong Islamic State (ISIS) berhasil diusir dari Kota Marawi di Filipina selatan beberapa bulan lalu. Dalam konflik bersenjata antara kelompok teroris dan pasukan militer Filipina itu mengakibatkan 1.200 orang tewas.

AS dan Australia sebelumnya telah berjanji pada Filipina untuk memberikan bantuan pelatihan dan pembimbingan agar militer Filipina bisa melakukan perlawanan terhadap kelompok teroris dan pemberontak.

Dalam latihan militer Balikatan ini, Manila menerjunkan 5.000 pasukan militer, sementara AS menerjunkan 3.000 pasukan. Selain itu 42 personel pengamat militer dari Asutralia dan Jepang juga dilibatkan dalam laithan perang gabungan Balikatan ini.

AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top