Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Hubungan Bilateral

AS dan Tiongkok Butuh Dialog Mendalam untuk Stabilkan Hubungan

Foto : SAUL LOEB / AFP

Menlu AS, Antony Blinken (kanan) berjabat tangan dengan Menlu Tiongkok, Wang Yi di Departemen Luar Negeri, Washington, DC, Amerika Serikat, Kamis (26/10).

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Menteri Luar Negeri (Menlu) Tiongkok, Wang Yi, pada Kamis (26/10), mengatakan Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok memiliki perbedaan pendapat dan memerlukan dialog yang mendalam dan komprehensif untuk mengurangi kesalahpahaman dan menstabilkan hubungan.

Dikutip dari The Straits Times, dalam kunjungannya ke Washington itu, Wang mengatakan kedua negara memiliki kepentingan dan tantangan bersama yang penting yang perlu mereka selesaikan bersama.

"Oleh karena itu, Tiongkok dan AS perlu melakukan dialog. Kita tidak hanya harus melanjutkan dialog. Dialog juga harus mendalam dan komprehensif," kata Wang, yang berdiri di samping Menlu AS, Antony Blinken.

"Dialog akan membantu mengurangi kesalahpahaman, membantu menstabilkan hubungan dan mengembalikannya ke jalur pembangunan yang sehat, stabil, dan berkelanjutan," katanya.

"Saya setuju dengan apa yang dikatakan Menteri Luar Negeri," timpal Blinken.

Sebelum Wang berbicara, Blinken mengatakan dia menantikan pembicaraan konstruktif dengan mitranya dari Tiongkok.

Kunjungan tiga hari Wang ini merupakan yang terbaru dari serangkaian hubungan diplomatik antara kedua negara yang bersaingan strategis tersebut, seiring mereka berupaya mengelola perbedaan untuk menghindari konflik.

Persiapan Pertemuan

Kunjungan ini dimaksudkan terutama untuk mempersiapkan pertemuan puncak antara Presiden Joe Biden dan Presiden Xi Jinping pada November.

Konflik Israel-Hamas telah menambah dinamika baru dalam hubungan kedua negara adidaya yang penuh ketegangan. Washington berharap Beijing dapat menggunakan pengaruhnya terhadap Iran untuk mencegah eskalasi perang yang lebih luas di Timur Tengah.

Wang diperkirakan akan bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan pada Jumat.

Dia juga diperkirakan akan berbicara dengan Biden selama kunjunga ke Gedung Putih, meskipun tidak jelas seberapa besar interaksi mereka nantinya.

Prioritas pemerintahan Biden terhadap Beijing adalah mencegah persaingan yang ketat antara dua negara dengan ekonomi terbesar dan perselisihan mengenai sejumlah masalah, termasuk perdagangan, Taiwan, dan Laut Tiongkok Selatan, agar tidak berubah menjadi konflik.

Namun, meskipun Beijing dan Washington telah berbicara tentang mencari area di mana mereka dapat bekerja sama, dan Xi pada hari Rabu mengatakan Tiongkok bersedia bekerja sama dalam menghadapi tantangan global, para ahli tidak mengharapkan adanya kemajuan dalam waktu dekat.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top