Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Perang Dagang

AS dan Tiongkok Akan Evaluasi Kesepakatan "Fase Satu"

Foto : CHRIS DELMAS/AFP

LARANGAN BEROPERASI I Logo aplikasi video milik perusahaan Tiongkok, TikTok, di Culver City, sebelah barat Los Angeles, AS. Presiden Trump melarang perusahaan itu beroperasi di AS.

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Para juru runding Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok dijadwalkan bertemu di Washington DC, Sabtu (15/8), membahas kesepakatan perdagangan "fase satu" yang ditandatangani awal tahun ini.

Kesepakatan Washington dan Beijing pada Januari lalu merupakan gencatan senjata parsial dalam perang dagang selama berbulan-bulan. Saat itu disepakati, Beijing akan mengimpor produk AS tambahan senilai 200 miliar dollar AS selama dua tahun, mulai dari mobil, mesin, minyak, hingga produk pertanian.

Namun, pembelian barang-barang itu telah terbengkalai. Presiden AS, Donald Trump, sibuk meningkatkan retorika perang dinginnya terhadap Tiongkok menjelang pemilihan presiden AS, November 2020. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan tentang nasib kesepakatan tersebut serta kemungkinan kelanjutan fase kedua dari gencatan perdagangan itu.

"Hasil pembicaraan perdagangan ini akan memberi sinyal apakah kedua belah pihak bersedia untuk terus mempertahankan kesepakatan atau akan menandakan hubungan mereka akan memburuk lebih jauh atau sebaliknya," kata Kepala Ekonom Greater Tiongkok, Iris Pang.

Pengamat pesimistis pembicaraan itu menghasilkan perubahan besar dalam perjanjian. Dan jika terjadi sesuatu, Washington akan menjadi katalisnya. "Sampai sekarang, Tiongkok relatif pasif dan Amerika Serikat relatif proaktif," kata Kepala Ekonom Greater Tiongkok di Bank ANZ, Raymond Yeung.

"Tidak akan banyak perubahan yang datang dari Tiongkok dalam hal perdagangan, kerja sama atau pembukaan pasar, kuncinya masih ada di pihak AS," tambahnya.

Ketegangan Memburuk

Suasana menjelang penandatanganan kesepakatan di Washington dalam beberapa bulan terakhir dibayangi perang retorika antara Washington dan Beijing. Trump menuduh Tiongkok sebagai pihak yang bertanggung jawab atas munculnya pandemi global Covid-19.

Ketegangan juga memburuk akibat tindakan keras Tiongkok terhadap Hong Kong, yang telah memicu sanksi dari Washington. Trump bahkan mengeluarkan perintah eksekutif melarang raksasa internet Tiongkok, TikTok dan WeChat beroperasi di AS.

Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer, pada Juni mengatakan Tiongkok akan menindaklanjuti komitmennya, sementara Washington mengincar kesepakatan kedua.

Tetapi pada bulan yang sama, seorang penasihat Dewan Negara Tiongkok mengatakan bahwa pandemi Covid-19 telah "berdampak" pada kesepakatan itu dan hubungan antara negara-negara "sangat tidak memuaskan".

Institut Peterson untuk Ekonomi Internasional yang berbasis di AS mengatakan pembelian pertanian Tiongkok pada akhir Juni masih jauh dari posisi seharusnya pada saat itu di tahun ini. n SB/AFP/P-4


Redaktur : Khairil Huda
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, AFP

Komentar

Komentar
()

Top