Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Konflik di Myanmar I 74 Individu dan 29 entitas di Myanmar Telah Dikenai Sanksi oleh AS

AS dan Sekutu Beri Junta Sanksi Tambahan

Foto : AFP/Jack TAYLOR

Protes Junta l Demonstran membawa foto pemimpin sipil Myanmar yang dipenjara, Aung San Suu Kyi, saat menggelar aksi protes terhadap junta di luar kantor Kedubes Myanmar di Bangkok, Thailand, Rabu (1/2). Aksi protes itu menandai 2 tahun terjadinya kudeta militer di Myanmar.

A   A   A   Pengaturan Font

Menandai peringatan dua tahun kudeta militer, AS dan sekutunya yaitu Kanada, Inggris, dan Australia, mengumumkan sanksi lebih lanjut terhadap junta di Myanmar.

WASHINGTON DC - Amerika Serikat (AS) bersama dengan Kanada, Inggris, dan Australia pada Selasa (31/1) memberlakukan sanksi terhadap Komisi Pemilihan Persatuan, perusahaan pertambangan, pejabat energi dan lainnya, sesuai pernyataan dari Kementerian Keuangan AS.

"AS telah menjatuhkan sanksi kepada enam individu dan tiga organisasi, termasuk otoritas pemilu negara itu," demikian pernyataan dari Kementerian Keuangan AS.

Pernyataan itu merupakan yang pertama kalinya AS menargetkan pejabat perusahaan minyak dan gas Myanmar, direktur pelaksana, dan wakil direktur pelaksana. Perusahaan energi tersebut adalah satu-satunya badan usaha milik negara penghasil pendapatan terbesar di Myanmar.

Hingga Januari, Kementerian Luar Negeri AS telah menetapkan 74 individu dan 29 entitas untuk dikenai sanksi. Kementerian itu menarget mereka yang mendukung para pemimpin militer, pedagang senjata dan pengusaha yang berafiliasi dengan rezim.

Menanggapi peringatan 2 tahun terjadinya kudeta militer di Myanmar, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, mengatakan kepada wartawan bahwa rezim militer Myanmar telah menyeret negara pada jalur bencana dan mematikan dengan kudeta militer yang brutal terhadap pemerintah negara yang dipilih secara demokratis.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top