Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Argentina Juara Finalissima

Foto : afp/GLYN KIRK

Rayakan Kemenangan I Penyerang Argentina Lionel Messi mengangkat trofi bersama rekan-rekan saat merayakan kemenangan sebagai juara. Finalissima, pertandingan persahabatan internasional antara juara Amerika Selatan dan Eropa

A   A   A   Pengaturan Font

LONDON - Lionel Messi mencuri perhatian saat juara bertahan Copa America Argentina meraih kemenangan 3-0 atas juara Piala Eropa Italia pada ajang Finalissima (gran final juara Eropa Italia dan juara Amerika Selatan, Argentina) di Wembley, Kamis (2/6) dini hari WIB. Terinspirasi oleh Messi, Argentina memimpin dua gol pada babak pertama dalam pertandingan persahabatan bergengsi itu lewat gol Lautaro Martinez dan Angel Di Maria.

Paulo Dybala menutup kemenangan Argentina. Tapi setelah musim yang mengecewakan bersama Paris Saint-Germain, performa Messi yang kembali ke permainan terbaiknya menjadi sorotan. Penampilan mencolok pemain berusia 34 tahun itu dua assist.

Dilempar ke udara oleh rekan satu timnya yang gembira setelah peluit akhir, Messi mengatakan, "Hari ini ujian yang bagus karena Italia adalah tim hebat. Kami tahu itu akan menjadi pertandingan dan langkah bagus untuk menjadi juara." Menurutnya, ini final yang indah, penuh dengan orang-orang Argentina.

Argentina telah lolos ke putaran final Piala Dunia Qatar. Mereka memperpanjang kesuksesan usai meraih kemenangan atas Brasil yang mengakhiri penantian 28 tahun untuk memenangkan Copa America pada 2021. Argentina sudah ditetapkan sebagai salah satu pesaing utama untuk memenangkan Piala Dunia. Sukses mengalahkan Italia adalah pernyataan serius lain dari La Albiceleste, yang kini tak terkalahkan dalam 32 pertandingan.

Jika Messi bisa bermain dengan level seperti kali ini di Qatar, tim asuhan Lionel Scaloni akan menjadi kekuatan yang harus diperhitungkan saat mereka mengejar gelar Piala Dunia pertama sejak 1986. "Semuanya berubah setelah Copa America. Sekarang kami menikmati diri kami sendiri dan banyak hal terjadi dengan lebih mudah. Kami bersemangat tetapi harus tetap membumi," ujar Di Maria.

Untuk Italia, itu hasil yang mengecewakan saat mereka kembali ke Wembley 11 bulan setelah mengalahkan Inggris melalui adu penalti di final Piala Eropa 2020. Tim asuhan Roberto Mancini mengalami penurunan tajam sejak kemenangan itu. Mereka gagal lolos ke putaran final Piala Dunia setelah menderita kekalahan memalukan dari Makedonia Utara di semifinal play-off.

Setelah kegagalan itu, Mancini sedang bertransisi ke generasi yang lebih muda. Laga UEFA Nations League (UNL) melawan Jerman, Inggris dan Hongaria menjadi fokus utamanya. Perombakan tim yang dilakukan Mancini secara efektif dimulai usai babak pertama ketika Italia mengucapkan selamat tinggal kepada kapten dengan 117 caps Giorgio Chiellini. Dia diganti dalam pertandingan terakhirnya sebelum pensiun dari timnas Italia.

"Mereka lebih baik dari kami. Kami berada dalam permainan di babak pertama tetapi tidak melakukan cukup untuk membalikkan keadaan setelah istirahat," ujar Mancini. ben/AFP/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top