Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Aplikasi Keuangan UMKM Miliki Fitur Akses Pembiayaan

Foto : ISTIMEWA

aplikasi pembukuan

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Masih banyak para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) cukup awan dalam pembukuan. Padahal kekeliruan dalam pencatatan keuangan sering berakibat pada kemunduran usaha diakibatkan tidak memahami kondisi keuangan.

Director of Merchant Experience BukuWarung Adi Harlim, mengatakan, kekeliruan pencatatan keuangan berpotensi menghambat usaha yang baru mereka rintis lagi. "Pencatatan keuangan yang disiplin dan evaluasi berkelanjutan menjadi kunci agar pelaku UMKM di Indonesia mampu bertahan dan melanjutkan bisnisnya pada periode menuju era pasca pandemi seperti sekarang," paparnya dalam konferensi pers daring Kamis (21/10).

Studi internal BukuWarung menemukan, pelaku UMKM bidang ritel rata-rata menghabiskan hingga 8 jam per minggu untuk pengelolaan transaksi penjualan, pengeluaran, dan kredit secara manual. Proses tersebut memang cenderung membosankan sehingga acapkali diabaikan.

Selain itu, pencatatan manual juga memiliki risiko kesalahan yang tinggi dan rawan hilang atau rusak. Ini bisa menyebabkan pelaku UMKM melewatkan pembayaran dari pelanggan, bahkan mengakibatkan gagal bayar hingga 12 persen.

Untuk mengatasi permasalah yang dihadapi pelaku UMKM BukuWarung menghadirkan ekosistem finansial digital yang membantu pelaku usaha menjalankan dan menumbuhkan bisnisnya. Aplikasi tersebut menawarkan solusi yang praktis, mudah dan gratis dengan mengedepankan cara pengalaman penggunaan yang sederhana sesuai dengan karakter sektor usaha tersebut.

Adi mengatakan, pencatatan keuangan sangat penting bagi pelaku UMKM. "Solusi yang kami tawarkan berupa fitur pencatatan keuangan digital untuk membantu pelaku usaha memantau dan mengevaluasi bisnisnya," lanjut Adi.

Pencatatan BukuWaung meliputi pembukuan transaksi usaha, serta pelaporan finansial berjangka (harian/mingguan/bulanan) yang dapat digunakan untuk pengajuan permodalan. Selain itu, aplikasi tersebut memiliki pencatatan pengelolaan utang dan dana pribadi, serta fitur pengingat jatuh tempo piutang, bahkan bisa menagihkannya kepada pelanggan secara otomatis.

Ia menambahkan, salah satu kendala yang dihadapi pelaku UMKM dalam mengembangkan bisnis adalah sulitnya mendapatkan akses pembiayaan. Penyebab utamanya, ketiadaan laporan keuangan yang memperlihatkan keberlangsungan sebuah bisnis.

Untuk memberi kemudahan bagi pengguna dalam mendapatkan pendanaan aplikasi juga memiliki fitur akses ke lembaga pembiayaan, selain fitur etalase online, dan pembayaran digital. Akses ke penyedia layanan finansialini diharapkan dalam mendukung peningkatan kapabilitas UMKM, termasuk menyiapkan para pelaku usaha untuk siap go digital.

Pelaku usaha UMKM dan pengguna aplikasi Buku Warung Henhen Mulyadi, mengatakan selama satu setengah tahun terakhir, pengelolaan bisnisnya sangat terbantu oleh adanya aplikasi tersebut. "BukuWarung memudahkan saya dalam mencatatkan penjualan sehingga saya tidak perlu lagi banyak coretan di kertas," ujar dia.

Adi mengungkapkan, saat ini tercatat 6,5 juta pelaku UMKM yang tergabung dalam ekosistem BukuWarung yang berdiri sejak 2019. Para pelaku UMKM ini tersebar di lebih dari 500 kota/kabupaten berbagai kota, kabupaten hingga kecamatan di seluruh Indonesia.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top