Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Antisipasi Krisis Global I Menkeu Diminta Berhati-hati Mengelola Belanja

APBN Lebih Kuat jika Bunga Obligasi Rekap BLBI Dimoratorium

Foto : ISTIMEWA

Presiden meminta agar APBN digunakan untuk hal yang produktif dan memberikan imbal hasil yang jelas. “Saya selalu sampaikan ke Ibu Menteri Keuangan. Kalau punya uang kita, di APBN kita, di-eman-eman, dijaga, hati-hati mengeluarkannya. Harus produktif, harus memunculkan return yang jelas, karena kita tahu sekali lagi, hampir semua negara tumbuh melemah, terkontraksi ekonominya,”

A   A   A   Pengaturan Font

Selama 20 tahun terakhir jika dirata-rata 60 triliun rupiah bunga dibayarkan maka 1.200 triliun rupiah terbuang sia-sia hanya menguntungkan para konglomerat yang kemudian menguasai ekonomi hajat hidup orang banyak. "Cek saja itu importir gandum siapa? Penerima BLBI dan obligasi rekap juga. Jangan yang diributin soal efisiensi rapat lagi.

Dilarang rapat di hotel lagi, sudah basi itu," tandas Hardjuno. Sementara itu, Manajer Riset Seknas Fitra, Badiul Hadi, sepakat moratorium pembayaran bunga obligasi rekap BLBI perlu dilakukan. "Sudah saatnya melakukan moratorium subsidi pembayaran bunga obligasi rekap BLBI, hal ini sangat penting untuk memenuhi rasa keadilan rakyat," kata Badiul.

Apalagi, kondisi APBN saat ini sedang tidak sehat yang ditunjukan oleh kebijakan pemerintah mengurangi subsidi BBM yang diperuntukkan bagi masyarakat. "Jika pemerintah berani mengurangi subsidi BBM dan harus menghadapi ratusan juta rakyat, semestinya pemerintah juga berani melakukan moratorium pembayaran bunga obligasi rekap BLBI karena hanya kepada segelintir konglomerat. Sudah cukup, 23 tahun pemerintah membayar utang obligasi rekap BLBI," kata Badiul.

Menghadapi acaman resesi global tahun 2023, moratorium pembayaran utang obligasi rekap menjadi pilihan yang bijak untuk menyehatkan keuangan negara, sehingga mempunyai ketahanan.


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Eko S

Komentar

Komentar
()

Top