Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Apa itu HSDD? Gangguan Seksual yang Banyak Dialami Wanita

Foto : ISTIMEWA

Gangguan seksual wanita

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Hasrat untuk berhubungan intim pasangan suami istri dapat terganggu oleh berbagai hal. Pada sisi suami, sumber masalah dapat berasal dari masalah ejakulasi dan stres. Sementara pada istri, berbagai masalah seperti vaginismus, kelainan fungsi hormon, stres, dan hypoactive sexual desire disorder (HSDD) dapat menjadi penurun libido.

Sebetulnya apa itu HSDD? Siapa saja yang bisa mengalaminya? "Semua orang dapat mengalami penurunan hasrat untuk berhubungan intim sesekali. Namun, hal ini menjadi tidak wajar apabila Anda mengalami kehilangan ketertarikan berhubungan intim dengan pasangan Anda dalam waktu yang lama. Bisa jadi, Anda mengalami HSDD," kata Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi RS Pondok Indah - Pondok Indah dr. Putri Deva Karimah, Sp.OG melalui siaran pers Kamis (9/2).

HSDD adalah kondisi di mana berkurang hingga hilangnya hasrat dan fantasi seseorang untuk berhubungan intim/seksual. Kondisi ini dapat disebabkan oleh masalah psikis dan non-psikis, atau adanya gangguan medis seperti permasalahan hormon, dan kelainan fungsi organ.

Umumnya, kondisi ini lebih banyak diderita oleh wanita dibandingkan pria. Laporan penelitian Parish.J.Sharon pada 2016, menyebutkan sebesar 8,9 persen pada wanita usia 18-44 tahun dan 12,3 persen pada wanita usia 45-64 tahun mengalami hal tersebut.

"Beberapa penelitian lainnya menyebutkan bahwa 1 dari 10 wanita mengalami HSDD, dan sebanyak 32 persen wanita dan 15 persen pria berkemungkinan mengalami kehilangan hasrat yang dapat berlangsung hingga beberapa bulan," ujar dr. Putri.

Salah satu penyebab wanita lebih sering mengalami HSDD adalah faktor perubahan hormon ketika menjelang dan memasuki usia menopause. Kondisi HSDD dapat menjadi masalah besar dan penting untuk diperhatikan apabila sudah mengganggu kualitas hidup dan terdapat kondisi medis yang mendasarinya. Kondisi ini tidak jarang mempengaruhi mental penderitanya, seperti stres, atau rusaknya hubungan dengan pasangan.

Umumnya, wanita dengan HSDD tidak memiliki keinginan untuk memikirkan segala hal mengenai seks hingga berhubungan intim, atau ketika berhubungan intim tidak didapatkan rasa nyaman atau kenikmatan. Hal ini akan berpengaruh pada proses siklus respons seksual sang wanita.

Ia menjelaskan, manusia memiliki tahapan siklus respons seksual pertama Desire yaitu keinginan, dorongan, dan motivasi untuk berhubungan. Dorongan ini biasanya timbul dengan adanya kerja dari otak (psikoneuroendokrin). Kedua Arousal atau gairah saat berhubungan. Pada fase ini tahap lubrikasi pada vagina, kerja jantung, dan pernapasan semakin cepat

Ketiga Orgasme arinya hubungan intim/seksual yang sehat akan melewati fase ini hingga mencapai puncak kepuasan. Pernapasan dan kerja jantung semakin meningkat, tekanan darah meningkat, terjadinya kontraksi otot yang menghasilkan ejakulasi pada pria, dan kontraksi rahim serra vagina pada wanita

"Siklus terakhir adalah Resolution. Pada Fase ini terjadi setelah tercapainya orgasme, tubuh akan menjadi rileks dan nyaman, pernapasan dan kerja jantung kembali normal. Namun, apabila tidak terjadi orgasme, justru ketidaknyamanan yang akan dirasakan," ujar dia.

Apabila dari salah satu fase/siklus ini tidak dilalui, tentu saja rasa nyaman, kenikmatan, hingga orgasme tidak dapat dicapai. Alih-alih malah rasa nyeri dan terganggu yang dirasakan. Contohnya, wanita dengan gangguan pada arousal akan membuat daerah vagina menjadi kering karena kurangnya produksi lubrikan/pelumas untuk membasahi daerah vagina.

Faktor Pemicu

HSDD dapat dipicu oleh adanya masalah psikologis/mental, seperti trauma, masalah dengan pasangan, faktor sosial seperti wanita pekerja yang sangat sibuk, terutama pada wanita usia menengah. Selain itu, hal ini juga dapat disebabkan oleh masalah medis seperti adanya perubahan hormon pada wanita menjelang dan ketika sudah menopause.

"Penurunan hormon estrogen menyebabkan kurangnya lubrikasi pada vagina dan menyebabkan rasa nyeri ketika berhubungan intim (dispareunia). Gangguan pada sistem kerja otak, riwayat operasi pada organ reproduksi, serta konsumsi obat-obatan tertentu, juga dapat menjadi faktor pemicu," papar dr Putri..

Berikut beberapa faktor pemicu HSDD lainnya adalah senyawa organik di otak yang bernama neurotransmiter tidak aktif, yang mengganggu hasrat dan fungsi seksual. Masalah sulit tidur yang menyebabkan mudah lelah. Efek dari beberapa obat seperti obat antidepresan, obat kemoterapi, dan lain-lain.

"Beberapa penyakit penyerta, seperti diabetes, masalah jantung, inflammatory bowel disease (IBD), kanker, dan lain-lain. selain itu adalah kehamilan, persalinan, atau sedang menyusui," terangnya.

Penderita HSDD tidak perlu khawatir karena masalah secara medis dan psikologis dapat ditangani. Namun, harus diketahui terlebih dahulu penyebabnya, apakah terdapat penyakit yang menyertainya atau tidak, dan apakah penyakit tersebut dapat diobati atau tidak.

"Jadi, apabila Anda sudah mulai mengalami gejala enggan berhubungan intim dengan pasangan, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis andrologi dan seksologi, atau dokter spesialis kedokteran jiwa/psikiater," kata dia.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top