Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prasarana Penerbangan

AP II Kembangkan Konsep "General Aviation"

Foto : ISTIMEWA

Muhammad Awaluddin, Presdir PT Angkasa Pura II

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Guna mendorong pertumbuhan tingkat kunjungan wisata, PT Angkasa Pura (AP) II mengembangkan konsep General Aviation. Konsep ini, mengedepankan peran multifungsi bandara untuk keperluan apapun yang berkaitan dengan sektor kedirgantaraan sipil khususnya bidang pariwisata.

President Director PT Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin mengatakan, General Aviation merupakan layanan penerbangan umum yang mencakup berbagai jenis aktivitas komersial dan non-komersial, termasuk penerbangan pribadi, pelatihan penerbangan, ambulan udara, pemadaman kebakaran udara, penyewaan udara, penerbangan terpencil, dan gliding.

"Presiden Jokowi sendiri telah mencanangkan industri pariwisata sebagai core economy baru negara ini, dengan bantuan dari sektor lain. Untuk itu, kami ingin menjadikan Bandara Banyuwangi sebagi pilot project General Aviation ini," kata Awaluddin dalam siaran persnya saat menggelar General Aviation for Tourism: Jurus Jitu General Aviation Mendukung Pariwisata Indonesia di Banyuwangi, kemarin.

Ia menambahkan, ide awal pengembangan konsep tersebut adalah agar perusahaan yang dipimpinnya bisa membantu pemerintah menumbuhkan industri pariwisata nasional. Nantinya, dalam mengembangkan genaral aviation jenis pesawat yang digunakan meliputi pesawat eksperimen, pesawat sport ringan, dan jet sangat ringan yang tidak digunakan oleh maskapai penerbangan.

Keterbatasan Akses

Menanggapi hal tersebut, Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan dukunganya terhadap inisiatif PT AP II untuk mengimplementasikan konsep General Aviation untuk menjadi daya tarik baru pariwisata Indonesia. Dia mengakui kelemahan Indonesia dalam menarik wisatawan asing hanya dari sisi akses, sedangkan, untuk atraksi budaya dan amenities perhotelan semuanya sudah memadai.

"Wisatawan asing mau datang ke Indonesia itu 70 persen menggunakan angkutan udara, jadi harus diakui bahwa kita memiliki keterbatasan akses untuk menjangkau destinasi wisata yang sulit dijangkau dengan moda darat atau laut," katanya.

Padahal, kata Arief, dari sisi kapasitas bandara yang dikelola perusahaan negara seperti AP II, masih ada excess capacity, slot penerbangan yang bisa dimanfaatkan di bandara-bandara yang berada di daerah pemilik destinasi wisata yang indah seperti Banyuwangi. mza/E-12

Penulis : Mohammad Zaki Alatas

Komentar

Komentar
()

Top