Antisipasi Potensi Panas Ekstrem, PMI Sebut Kolaborasi Antar-negara ASEAN Penting
Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat Ridwan S Charman saat menjadi narasumber di Forum Health Heat Asia Tenggara di Singapura, 7-10 Januari
Foto: ANTARASUKABUMI - Palang Merah Indonesia (PMI) dalam Forum Health Heat Asia Tenggara yang pertama diselenggarakan oleh Global Heat Health Information Network (GHHI) dari 7-10 Januari 2025 menyebutkan pentingnya kolaborasi antaranggota ASEAN untuk bersama mengantisipasi potensi panas ekstrem.
"Untuk mengantisipasi terjadinya panas ekstrem, tentu tidak bisa dilakukan oleh satu negara, tetapi harus ada kolaborasi antar-negara minimal tingkat Asean untuk bekerjasama mencari solusi dan tukar informasi serta teknologi dalam upaya antisipasi terjadinya panas ekstrem," kata Kepala Divisi Penanggulangan Bencana PMI Pusat Ridwan S Charman yang juga menjadi narasumber di Forum Health Heat Asia Tenggara di Singapura melalui sambungan telepon, Jumat.
Menurut Ridwan yang sedang menempuh pendidikan Magister Manajemen Bencana di Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, hasil dari Forum Health Heat Asia Tenggara banyak pembelajaran dan informasi dari negara-negara Asean seperti Singapura, Filipina dan lainnya serta negara non-Asean salah satunya India terkait penanganan dan antisipasi panas ekstrem yang sudah dilakukan oleh negara tersebut.
Salah satu yang menjadi perhatian pihaknya dalam upaya penanganan potensi panas ekstrem adalah teknologi yang dibuat oleh Singapura dengan mempersiapkan sistem pendingin untuk antisipasi terjadinya peningkatan suhu secara ekstrem yang bertujuan meminimalkan dampaknya.
Dalam upaya antisipasi panas ekstrem di Indonesia, PMI bersama pemerintah pusat hingga daerah telah melakukan berbagai upaya salah satunya dengan melakukan aksi penanaman pohon, edukasi perubahan iklim kepada masyarakat dan lainnya.
Kemudian, mempersiapkan respon partisipasi masyarakat khususnya penanganan terhadap komunitas rentan seperti ibu hamil, anak-anak, manula serta penyandang disabilitas.
"Kami berharap dengan adanya kolaborasi antar-negara dampak terjadinya panas ekstrem bisa diminimalkan baik dari sisi korban maupun kerugian salah satunya dengan cara saling tukar menukar informasi, teknologi dan pengalaman terkait antisipasi potensi panas ekstrem," katanya.
Di sisi lain, Ridwan mengatakan PMI bersama mitra seperti Palang Merah Amerika Serikat (Amcross) dan USAID tengah melakukan kerja sama mengatasi cuaca panas ekstrem yang terjadi di daerah pesisir melalui program Coastal City Resilience and Extreme Heat Action Project (CoRHAP).
Tujuan program ini untuk meningkatkan masyarakat agar sadar atas risiko bencana panas ekstrem khususnya yang terjadi di daerah pesisir yang bisa mempengaruhi kondisi warga khususnya perekonomian hingga kesehatan.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: Lili Lestari
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Pemerintah Percepat Pembangunan Sekolah Rakyat
- 2 TNI AD Telah Bangun 3.300 Titik Air Bersih di Seluruh Indonesia
- 3 PPG Kemenag Dibuka Maret, Berikut Kriteria Pesertanya
- 4 Program Makan Bergizi Gratis Harus Didanai Sepenuhnya Dari APBN/D
- 5 Guru Besar UGM Sebut HMPV Tidak Berpotensi Jadi Pandemi, Ini Alasannya
Berita Terkini
- Kementan Bentuk Satgas PMK Nasional
- PM Jepang Tawarkan Kerja Sama Swasembada Pangan dan Energi hingga Makan Bergizi Gratis
- Wajib Tahu! Ini 7 Manfaat Hidroterapi untuk Kesehatan
- 7 Manfaat Luar Biasa Terapi Biofeedback untuk Kesehatan
- Bertemu PM Jepang, Prabowo Ungkap Prioritas Kerjanya di Istana Bogor