Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Antisipasi Gagal Panen, Pasaman Barat Lakukan Konsep Pertanian Cerdas

Foto : Antara/HO-DTPH Pasaman Barat

Salah satu lahan sawah di Kabupaten Pasaman Barat. Saat ini Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura melakukan berbagai upaya antisipasi gagal panen saat musim hujan.

A   A   A   Pengaturan Font

Pasaman Barat lakukan konsep pertanian cerdas antisipasi gagal panen

SIMPANG EMPAT - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat, melalui Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura melakukan teknologi pertanian cerdas atau smart farmingdengan pengaturan kalender tanam dan teknis budidaya antisipasi gagal panen karena pengaruh banjir di musim hujan saat ini.

"Di Pasaman Barat saat ini lagi musim hujan dan rawan banjir. Antisipasi sejak dini perlu kita lakukan," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Pasaman Barat Doddy San Ismail di Simpang Empat, Kamis.
Ia mengatakan pertanian cerdas mencakup berbagai jenis teknologi, seperti sensor tanah dan cuaca, sistem irigasi otomatis, pemantauan tanaman secara real-time, analisis data untuk pengambilan keputusan, dan robotik pertanian.
Dengan menggunakan teknologi pertanian cerdas, petani dapat menjaga lingkungan pertanian dengan lebih efektif, meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya, dan meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.
Kemudian antisipasi kedua adalah dengan menjalankan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP)
Tujuannya, katanya untuk memberikan perlindungan kepada petani jika terjadi gagal panen sebagai akibat resiko banjir, kekeringan, dan serangan oraganisme pengganggu tumbuhan.
"Mengalihkan kerugian akibat resiko banjir dan kekeringan. Sasaran penyelenggaraan AUTP adalah terlindunginya petani dengan memperoleh ganti rugi jika mengalami gagal panen," katanya.
Resiko yang dijamin dalam AUTP meliputi banjir, kekeringan, serangan hama dan OPT.
Pihaknya menargetkan jumlah AUTP mencapai 585 hektare. Nanti petani akan membayar premi Rp36 ribu per hektare dengan nilai tanggungan Rp6 juta per hektare.
"Dengan adanya AUTP ini maka petani akan terlindungi jika terjadi bencana alam. Selain itu juga kita mendampingi petani dengan penyuluh yang mencapai 103 orang," sebutnya.

Redaktur : -
Penulis : Antara, Alfred

Komentar

Komentar
()

Top