Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Antibodi Tinggi Bukan Jaminan Bebas Covid-19

Foto : ISTIMEWA

Siti Nadia

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Angka antibodi terhadap Covid-19 berdasarkan survei serologi di 100 kabupaten/kota bukan jaminan masyarakat terbebas dari infeksi. Antibodi tinggi hanya mampu mengurangi dampak gejala berat dan risiko kematian. Demikian disampaikan Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi, di Jakarta, Minggu (20/3).

"Kemungkinan untuk terinfeksi Covid-19 masih ada. Hanya risiko bergejala berat dan kematian akibat Covid-19 berkurang," ujarnya. Dia mengatakan, vaksinasi Covid-19 masih penting.
Nadia minta, masyarakat menyadari bahwa vaksinasi lengkap ditambah booster mampu memproduksi antibodi yang tinggi, terutama bagi golongan lanjut usia dan yang memiliki komorbid.

"Mereka sangat perlu mendapat perlindungan dari vaksinasi lengkap dan booster," tambahnya.
Sebagai informasi, per Desember 2021 Kemenkes dan Kemendagri melakukan Survei Serologi di 100 kabupaten/kota. Dari 20.510 sampel terkumpul, sebanyak 86,6 persennya memiliki antibodi terhadap Covid-19.

Lebih jauh, Nadia menerangkan, di beberapa negara kembali terjadi lonjakan kasus akibat sub-varian Omicron BA2. Sub-varian tersebut sudah terdeteksi di Indonesia, namun penyebarannya masih bisa dikendalikan. Dia menekankan, tren penurunan kasus di Indonesia selama ini harus bisa dipertahankan. Untuk itu, dia minta masyarakat untuk segera vaksinasi.

"Ini untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus seperti yang saat ini terjadi di beberapa negara lain, seperti Jerman, Prancis, Inggris, Kanada," tandasnya.

Pakar epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono, menjelaskan, kadar antibodi menjadi penting dalam menghadapi pandemi Covid-19 dengan berbagai varian virus. Jika kadar antibodi pada tubuh seseorang cukup tinggi, maka bisa menekan risiko yang sangat buruk dari pandemi ini. "Kekebalan imunitas seseorang menjadi dasar untuk mengendalikan pandemi," jelasnya.

Dia menerangkan, berdasarkan hasil survei serologi, bagi kelompok yang belum terinfeksi Covid-19 dan sudah divaksinasi, kadar antibodi cukup tinggi hampir mendekati 1.000. Sedangkan, bagi kelompok yang terinfeksi Covid-19 dan sudah divaksinasi memiliki kadar antibodi paling tinggi, 1.000.

Sedangkan penduduk yang belum pernah terinfeksi Covid-19 dan belum divaksinasi, kadar antibodinya secara median di atas 100. Bagi kelompok yang pernah terinfeksi Covid-19 dan belum divaksinasi, angkanya hampir sama. Menurut Pandu, angka ini cukup tinggi dan sudah dianggap memberi efek proteksi. "Kadar antibodi penduduk yang cukup tinggi bisa memberi efek proteksi," tandasnya. ruf/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Muhamad Ma'rup

Komentar

Komentar
()

Top