Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Anthony Ginting Andalan Indonesia di Korea Open

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Setelah merebut gelar super series pertamanya di China Open, Anthony Sinisuka Ginting bakal menjadi andalan Indonesia di gelaran Korea Open.

SEOUL - Indonesia bakal menurunkan 12 wakil untuk tampil pada ajang Korea Open 2018 yang akan digelar di SK Handball Stadium, Seoul, Korea Selatan, pada 25 hingga 30 September. Di ajang ini, juara China Open 2018, Anthony Ginting akan turut memanaskan persaingan sektor tunggal putra.

Anthony Ginting turun sebagai pemain unggulan ketujuh di Korea Open. Dia akan memulai perjuangannya dengan menghadapi wakil Perancis, Lucas Corvee, pada babak pertama. Anthony Ginting bukanlah satu-satunya wakil Merah Putih pada nomor tunggal putra. Selain dia, ada Jonatan Christie, Ihsan Maulana Mustofa, dan Tommy Sugiarto yang menjadi pemain unggulan kedelapan.

Dari nomor tunggal putri, Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) memilih tidak memberangkatkan satu pun pemain binaan mereka ke Seoul. Namun, Indonesia tetap memiliki satu wakil di nomor tunggal putri, yakni Lyanny Alessandra Mainaky. Jumlah wakil yang sama juga dimiliki Indonesia pada nomor ganda putra. Tahun ini, Indonesia cuma mengirim pasangan Akbar Bintang Cahyono/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani sebagai satu-satunya wakil pada nomor tersebut.

Di nomor ganda putri, tim Merah Putih akan diwakili pasangan Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta dan Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani. Semula, Indonesia punya tiga wakil pada nomor ini, pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu memilih mundur. Duet senior-junior itu terpaksa absen karena Apriyani mengalami luka di telapak kaki kanannya.

Pada nomor ganda campuran, Indonesia memiliki peluang meraih gelar juara sama besar dengan yang dimiliki para wakil tunggal putra. Sebab, nomor ganda campuran juga menurunkan empat wakil yakni Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, Ronald Alexander/Annisa Saufika, dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari.

Semakin Percaya Diri

Anthony Ginting yang menjadi andalan tunggal putra baru saja melewati jalan terjal untuk meraih gelar juara di China Open 2018, Minggu (23/9) kemarin. Sebagai pemain non-unggulan, tunggal putra Indonesia itu harus menghadapi para pemain unggulan di babak awal turnamen level Super 1000 tersebut.

Di babak pertama China Open, Anthony Ginting sudah harus bertemu Lin Dan. Namun, secara mengejutkan, ia mengalahkan peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 dan London 2012 serta Juara Dunia lima kali tersebut dengan skor 22-24, 21-5, 21-19. Setelah itu, Anthony Ginting bertemu pemain nomor satu dunia dari Denmark, Viktor Axelsen. Melalui permainan straight game, dia menang 21-18 dan 21-17.

Setelah menyingkirkan Axelsen, Anthony Ginting sudah ditunggu jagoan tuan rumah, Chen Long. Ia menaklukkan peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2018 itu dengan skor 18-21, 22-20, serta 21-16. Ini adalah kemenangan keempat Anthony atas Chen Long di tahun ini.

Di semifinal China Open, Anthony Ginting membalas kekalahannya atas wakil Taiwan, Chou Tien Chen di semifinal Asian Games 2018. Anthony membungkam Chen dengan skor 12-21, 21-17, dan 21-15.

Menyingkirkan sejumlah unggulan tak membuat laga final menjadi mudah bagi Anthony. Dia harus menghadapi Kento Momota, sang Juara Dunia 2018 yang permainannya tengah menanjak. Namun, Anthony masih mampu mengatasi wakil Jepang tersebut dengan skor 23-21, 21-19.

"Saya bersyukur bisa melewati undian yang berat. Kuncinya, ya saya cuma berusaha, enggak terbebani," kata Anthony usai laga final di Olympic Sports Center Xincheng Gymnasium, Changzhou, Minggu.

"Waktu draw keluar, saya cuma melihat siapa lawan saya di babak pertama, itu saja. Makanya kalau ditanya, peluang lawan si A si B di perempat final, semifinal, saya tidak tahu, karena saya tidak perhatikan sampai ke sana. Saya fokus kepada lawan yang akan saya hadapi besok," tambahnya.

Sebelum partai final, Anthony menyebutkan apa yang diraihnya di turnamen China belum lengkap. Sebab, ia masih harus menghadapi Kento Momota di final. "Sekarang baru beda rasanya, saya merasa senang karena mendapat gelar di turnamen level Super 1000 pertama saya. Saya merasa perjuangan di turnamen ini komplet karena saya bisa keluar sebagai juaranya. Bukan cuma mengalahkan unggulan saja," pungkas Anthony. Ant/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top