Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Anomali Kisah Penyintas Bencana Awan Panas Guguran Gunung Semeru

Foto : Koran Jakarta / Selocahyo

Sebagian Hunian Tetap yang terlihat sunyi di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, karena pemiliknya memilih "pulang kampung" untuk menjalankan profesi lama mereka.

A   A   A   Pengaturan Font


Ribuan penyintas bencana awan panas guguran (APG) Gunung Semeru selama dua tahun terakhir telah menempati hunian tetap di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Kini, Pemerintah bertekad menjadikan lokasi hunian tetap yang diberi nama Bumi Semeru Damai itu sebagai laboratorium penyintas bencana


LUMAJANG - Sebagai gunung berapi tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru yang masuk dalam wilayah Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang di Jawa Timur, telah berulang kali mengalami letusan sejak tahun 1800 an.

Pada 1 Desember 2020, Gunung Semeru mengalami letusan yang diikuti guguran awan panas dari puncak dengan jarak luncur mencapai hingga 11 kilometer. Dalam peristiwa erupsi 4 Desember 2021 guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, menimbulkan sekitar 46 korban tewas, 9 hilang dan memaksa sekitar 9 ribu orang mengungsi.

Pada 4 Desember 2022, erupsi yang terjadi lebih luas karena berdampak pada empat kecamatan dan enam desa, namun tidak sampai menimbulkan korban jiwa karena
seluruh penduduk yang sebelumnya berada pada wilayah terdampak pada tahun 2021 sudah dipindahkan ke tempat relokasi yang aman .

Kegiatan relokasi pemukiman penduduk itu berlangsung cepat. Ketika Gunung Semeru erupsi pada 4 Desember 2021, pemerintah langsung menyiapkan lahan relokasi pada 13 Desember 2021.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Selocahyo Basoeki Utomo S
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top