Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Anna Mariana Perkenalkan Tenun Gringsing di Tokyo

Foto : KORAN JAKARTA/M YAZID
A   A   A   Pengaturan Font

Dharma Wanita Persatuan (DWP) Indonesia Embassy dan Kedutaan Besar Indonesia di Jepang, Sabtu (10/11) lalu, mengundang designer Anna Mariana menjadi pembicara dalam acara bertajuk "Afternoon Tea Kain Nusantara". Kegiatan itu dilangsungkan di kediaman Duta Besar Indonesia Arifin Tasrif di Tokyo, Jepang.

Dalam paparannya, Anna mengungkapkan keistimewaan Tenun double ikat Gringsing, yang hanya ada di desa Tenganan, Kecamatan Magis, Karang Asem Bali.

Anna menjelaskan, tenun Gringsing merupakan satu-satunya kain tenun tradisional Indonesia yang dibuat menggunakan teknik doubel ikat. Kain tenun Grinsing ini sudah ada sejak 1500 tahun lalu. Saat ini sudah diklaim secara sah dan resmi sebagai warisan budaya wastra tradisi Indonesia dan sudah pula diakui oleh UNESCO, kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia, Pemerintah Pusat dan masyarakat Bali. "Kain ini pun sudah dilindungi secara Hak Paten oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly," kata Anna dalam rilis persnya, baru-baru ini.

Pembuatan tenun Gringsing, kata Anna, memerlukan 5 -15 tahun. Semua ini karena prosesnya yang rumit. Mulai dari pembuatan benang, pewarnaan dengan hanya menggunakan bahan alami, hingga proses penenunan. Bagi masyarakat Bali, tenun Gringsing dianggap bisa sebagai kain penolak bala.

"Ini bisa dilihat langsung dari kata Gringsing yang berasal dari kata Gring yang berarti 'sakit' dan sing yang berarti 'tidak', sehingga bila digabungkan menjadi kata 'tidak sakit'. Jadi jika mengenakan kain ini, diyakni tidak akan sakit dan bisa bebas dari bala," kata Anna.

Tenun dengan teknik jenis Gringsing ini pernah dikembangkan di Jepang, India dan beberapa negara lain. "Namun Jepang dan India tidak lagi mengembangkan Grinsing karena proses pembuatannya yang lama dan rumit. Sehingga produk ini punah dan hilang. Satu-satunya yang masih bertahan dan berkembang hanya di Indonesia dan hanya di Desa Tenganan Bali. Para pengrajin itu melakukannya secara turun temurun," ungkap Anna.

Secara pribadi Anna Mariana banyak membina pengrajin Grinsing. "Ini sebagai upaya meregenerasi penenun sekaligus membina pengrajin agar produk ini tidak punah," tambahnya.

Umumnya, masyarakat di desa Tenganan, kata Anna memiliki kain Gringsing yang sudah berusia ratusan tahun dan digunakan untuk upacara khusus. Di Bali, berbagai upacara, seperti upacara potong gigi, pernikahan, dan upacara keagamaan lain, dilakukan dengan bersandar pada kekuatan kain Gringsing. Acara tersebut dibuka langsung oleh Ibu Ratna Mirah Tasrif itu menghadirkan 150 tamu undangan khusus. Terlihat di antaranya Duta Besar Guatemala Angela Maria Chavez Bietti, juga Duta Besar Republic of Costa Rica, Laura Esquivel, dan sejumlah tamu VVIP dari negara sahabat juga sosialita Jepang pencinta kain. yzd/S-2


Redaktur : Sriyono

Komentar

Komentar
()

Top