Anjangsana ke 'Kota Swike'
Foto: IstimewaKabupaten Grobogan memiliki luas 1.975 hektare menjadikannya terluas kedua di Jawa Tengah, setelah Kabupaten Cilacap. Kabupaten ini memiliki moto "Kombuling Cipto Hangroso Jati," menyimpan banyak potensi wisata.
Secara geografis, Grobogan yang beribu kota Purwodadi merupakan lembah yang diapit dua pegunungan kapur. Mereka adalah Pegunungan Kendeng di bagian selatan dan Pegunungan Kapur Utara di bagian utara. Pada lembah tersebut mengalir Kali Serang dan Kali Lusi yang kemudian bersatu bermuara Laut Jawa tepatnya di Kabupaten Demak.
Menggembok Cinta
Salah satu cara melihat bentang alam (landscape) Grobogan secara luas bisa dari Bukit Jatipohon yang berketinggian sekitar 800 Mdpl. Berlokasi di Dusun Lemahabang, Desa Sumber Jatipohon, Kecamatan Grobogan, tempat ini menawarkan pemandangan pegunungan, lembah, pohon jati, dengan udara yang sejuk.
Di sini dibangun Gardu Pandang dan Tugu Cinta. Dari Gardu pandang pengunjung bisa menikmati alam asri, sekaligus mengabadikannya. Dari bukit pandang, pengunjung juga bisa melihat kota Purwodadi serta hijaunya hamparan sawah dan hutan di bawahnya.
Tugu Cinta merupakan tempat mengungkapkan rasa kasih bagi pasangan. Seperti di Namsan, Korea Selatan, para pengunjung bisa mengungkapkan tanda cintanya kepada kekasihnya dengan memasang gembok yang tertulis nama mereka berdua pada besi lalu menguncinya.
Setelah gembok terpasang, selanjutnya kunci dicabut lalu dibuang ke lembah. Tujuannya agar kunci tidak bisa ditemukan dan gembok tak bisa lagi dibuka. Gembok yang terkunci menjadi simbol cinta yang tak terpisahkan oleh waktu selamanya.
Tidak perlu repot membawa gembok dari rumah. Gembok cinta bisa dibeli di kios-kios sekitar Jatipohon. Kalangan remaja yang sedang dimabuk asmara biasanya menyukai gembok dengan warna merah jambu untuk dikuncikan pada besi sebagai saksi cinta mereka. Tiket masuknya 5 ribu rupiah dengan biaya parkir motor 2 ribu rupiah.
White Canyon (Tugulasi)
Wilayah pegunungan kapur di sisi utara dan selatan memberi sebuah pemandangan unik. Salah satu yang menarik adanya Tebing Tugulasi atau lebih populer disebut "White Canyon" yang cukup ramai dikunjungi.
Berada di Desa Mrisi, Kecamatan Tanggungharjo, tempat wisata yang mengandalkan pemandangan alam tebing yang menjulang tinggi. Namun, tebing tersebut terbentuk penambangan yang sudah dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu.
Bagi penggemar fotografi White Canyon bisa dibilang surge, terutama sore hari menjadi waktu yang tepat untuk memotret. Perpaduan tebing yang berdiri vertikal dengan kondisi pencahayaan yang kerap disebut golden hour dapat menghasilkan foto estetik.
Selain itu, pada sore hari menjadi momen paling pas untuk melihat matahari terbenam. Tersedia titik untuk melihat sunset yang memukau. Tidak heran banyak kaum muda yang datang untuk berswafoto dan mengambil gambar.
Para pengunjung tidak disarankan mengendarai mobil untuk mengunjungi White Canyon. Hal itu disebabkan akses menuju destinasi wisata tersebut terhitung berbahaya karena jalannya sempit, dengan tanjakan terjal, berbatu dan berkelok-kelok. Di sini pengunjung tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis.
Bledug Kuwu
Bledug Kuwu di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, merupakan objek daya tarik wisata berupa 'gunung' lumpur (mud volcano). Tempat ini mirip dengan fenomena terjadi di tempat yang disebut dengan Lumpur Lapindo di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, yang masih mengeluarkan lumpur hingga kini.
Secara geologi, kawah lumpur Kuwu, adalah aktivitas pelepasan gas metana dari dalam teras bumi. Letupan-letupan lumpur yang terjadi membawa pula larutan kaya mineral dari bagian bawah lumpur ke atas. Frekuensi letupan lumpur Bledug Kuwu terjadi 2-3 menit sekali.
Lumpur yang muncul ke permukaan membawa bermacam mineral. Oleh penduduk setempat lumpur ini dimanfaatkan mineralnya untuk pembuatan konsentrat garam yang disebut bleng yang biasa dipakai untuk membuat kerupuk gendar atau karak.
Cerita rakyat yang berkembang, Bledug Kuwu terjadi karena adanya lubang yang menghubungkan tempat itu dengan Laut Selatan. Konon lubang itu jalan pulang Jaka Linglung dari Laut Selatan menuju kerajaan Medang Kamulan setelah mengalahkan Prabu Dewata Cengkar yang telah berubah menjadi buaya putih di Laut Selatan. Tiket Bledug Kuwu dibanderol sebesar 5 ribu rupiah dengan jam buka mulai 08.00 hingga 17.00 WIB.
Air Terjun Widuri
Setelah berpanas-panasan Bledug Kuwu dan White Canyon, tiba saatnya menuju tempat wisata yang menyegarkan, yaitu Air Terjun Widuri. Curug yang berlokasi di Desa Batur Kecamatan Tawangharjo, memiliki ketinggian sekitar 30 meter dihiasi pemandangan hijau di sekitarnya.
Debit air tidak terlalu deras terutama pada musim kemarau menciptakan suara gemericik yang menenangkan. Jernihnya air yang jatuh di pada semacam kolam di bawahnya membuat pengunjung tidak sabar untuk berenang.
Dinamakan Air Terjun Widuri hal ini karena masyarakat lokal menganggap tempat itu sebagai lokasi pertemuan antara Jaka Tarub dan Dewi Nawang Wulan. Hadirnya sang dewi atau bidadari dalam Bahasa Jawa dinamakan widodari masyarakat menyingkatnya menjadi Widuri. Mitos lainnya air terjun itu dapat menyembuhkan penyakit kulit jika mandi dan berendam.
Tiket masuk ke Air Terjun Widuri sebesar 5 ribu rupiah, dengan biaya parkir motor 3 ribu rupiah.
Sendang Keongan
Jika belum puas mandi di Air Terjun Widuri bisa mencoba mandi di danau kecil berair jernih yang disebut Sendang Keongan, yang beralamat di Desa Penganten, Kecamatan Klambu. Kolam air di bawah pepohonan rindang tempat ini menjadi andalan wisatawan untuk berendam.
Mitos yang dikembangkan agar banyak pemuda-pemudi datang membawa pasangannya ke Sendang Keongan akan menjadi pasangan abadi. Kepercayaan tersebut sepertinya cukup efektif, terbukti hingga kini banyak orang datang untuk mandi.
Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, Sendang Keongan dikaitkan dengan kisah RPronocitro alias Sunan Katong. Dalam perjalanannya, saat R Pronocitro tengah mencari sumber air, pandangannya tertuju pada sebuah pohon yang penuh siput atau dalam bahasa Jawa disebut keong.
Ia berpikir, bila ada siput pasti di tempat tersebut terdapat air. Lalu ditancapkannya pusaka saktinya di sekitar pohon tempat siput menempel. Seketika, memancarlah sumber mata air yang kemudian dinamakan "Sendang Keongan." Tiket masuk Sendang Keongan sebesar 3 ribu rupiah, dengan tiket parkir 2 ribu rupiah.
Water and Snow (WnS) Gubug
Suhu udara Kabupaten Grobogan tergolong cukup panas, maka tak aneh pemandian wisata air menjadi salah satu tujuan utamanya. Salah satu solusi sambil seru-seruan di air dengan datang ke water park, yang menawarkan bermacam kolam dan wahana air sesuai dengan tingkat umur.
Di Grobogan terdapat WnS Gubug yang beralamat di Jl Ahmad Yani No 44, Desa Gubug, Kecamatan Gubug. Perbedaan dengan waterpark lain di Grobogan tempat ini menyediakan tempat yang didesain mirip bukit salju.
Terdapat beberapa kolam renang untuk dewasa dan anak-anak dengan kedalaman berbeda-beda sesuai dengan tingkatan usia. Selain itu, juga tersedia wahana-wahana permainan yang akan menambah keseruan kegiatan berenang. Seperti wahana rumah pintar, arena pesawat terbang, dan permainan anak.
Fasilitas di kolam renang ini kamar mandi, gazebo, parkir, mushola, kantin, bungalow yang dapat disewa per tiga jam dan lainnya. WnS buka pukul 08.00-18.00 WIB dengan harga tiket masuk 15 ribu untuk hari biasa, dan 25.000 pada hari minggu dan libur.
Warung Swike
Grobogan memiliki makanan khas olahan katak atau kodok yang disebut swike. Di sini terdapat warung dan rumah yang menyediakan menu tersebut, dengan bumbu berupa tauco dengan taburan bawang goreng dan daun seledri.
Dalam sejarahnya olahan paha kodok ini dulunya dibawa oleh bangsa Tionghoa yang datang ke Indonesia. Ini disebut makanan khas Grobogan karena di Purwodadi sangat banyak terdapat warung swike.
Salah satu warung swike terkenal adalah Pondok Makan Rawa Daplang yang terletak di Jl Purwodadi-Semarang Km15. Selain itu, ada satu lagi warung swike yang diklaim sebagai pelopor swike kodok di Purwodadi, yakni Rumah Makan Swike Cik Ping di Jl Kolonel Sugiono, Purwodadi. Rumah makan yang berdiri sejak 1901 itu dikelola hingga kini secara turun temurun.
Di Kota Purwodadi harga satu porsi swike dijual antara 20 ribu rupiah dan 25 ribu rupiah.
Berita Trending
- 1 Gara-gara Perkawinan Sedarah, Monyet Salju Jepang di Australia akan Dimusnahkan
- 2 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 3 Prabowo Dinilai Tetap Komitmen Lanjutkan Pembangunan IKN
- 4 Kemendagri Minta Pemkab Bangka dan Pemkot Pangkalpinang Siapkan Anggaran Pilkada Ulang Lewat APBD
- 5 Natal Membangun Persaudaraan