Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Anies Ajak Warga Berikhtiar Perangi Covid-19

Foto : ANTARA/Laily Rahmawaty

Tangkapan layar, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan informasi terbaru perkembangan COVID-19 di Ibu Kota dalam video yang diunggah Pemrov DKI Jakarta, Sabtu (25/7)

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, meminta kepada warganya untuk tetap berikhtiar memerangi Covid-19 dengan mengedepankan perilaku 3M, yaitu memakai masker, menjaga jarak 1-2 meter, dan mencuci tangan sesering mungkin agar pandemiini segara dapat diatasi.

"Kita berharap agar ikhtiar ini bisa menuntaskan penyebaran Covid-19 di Jakarta," kata Anies, saat rapat virtual membahas mengenai Salat Idul Adha dan Kurban di Masa Pandemi, di Jakarta, Rabu (29/7).

Selain itu, Aniesmeminta agar masyarakat di Jakarta terus mendoakan tenaga medis sebagai garda terdepan dalam menghadapi wabah Covid-19 dengan menangani pasien yang memiliki penyakit pneumonia akibat virus korona.

MenurutAnies, mereka sangat berisiko tinggi bisa tertular penyakit itu karena sepanjang hari mengurus pasien di rumah sakit. Terlebih, tenaga medis sempat menjadi stigma di masyarakat karena dianggap sebagai pembawa Covid-19.

"Bayangkan mereka harus menyuapi, tapi dia tahu ini orang bawa Covid-19 dan kalau mendengar tenaga medis betapa menegangkan berinteraksi dengan pembawa Covid-19 setiap hari," ujarnya, seperti dikutip Antara.

Meski bukan tugas yang mudah dan tetap ada risiko, Anies yakin Jakarta bisa menuntaskan mata rantai penularan Covid-19.

"Kemudian, kita bisa kembali pada kehidupan seperti bisa agar kita merasakan aman, sehat, dan produktif," katanya menambahkan.

Rekor Baru

Anies menyebut kasus paparan Covid-19 di Jakarta pada Rabu (29/7) bertambah hingga 584 orang atau memecahkan rekor pertambahan kasus terbanyak sebelumnya sebanyak 473 kasus pada Senin (27/7).

"Setiap hari kita mendengar kasus baru di Jakartadan hari ini angkanya agak besar di atas 400 kasus. Nanti diumumkan sore ini jumlah persisnya, kita akan ada 584 kasus baru," kata Anies.

Lebih lanjut, Anies memaparkan alasan kasus Covid-19 di Jakarta bisa tinggi karena sejak awal Juni 2020, Pemprov DKI Jakarta telah aktif melakukan pencarian kasus baru (active case finding) lewat pelacakan (tracing) kepada orang yang pernah kontak fisik dengan pasien positif dan berada di zona merah Covid-19.

"Jakarta mengambil strategi mencari orang yang terpapar, lalu diisolasi untuk diputus mata rantainya. Kalau Jakarta hanya ingin angkanya kecil, maka Pemprov DKI tidak perlu melakukan testing, dijamin angka kasus Covid-19 langsung turun," ucapnya.

Menurut dia, upaya pencarian kasus baru dilakukan karena wabah Covid-19 belum mereda. Justru pemerintah daerah bisa salah mengambil langkah, bilamana wabah tetap muncul namun pengetesan dikurangi.

"Saya jelaskan bahwa yang dikerjakan Pemprov DKI adalah mengetes sebanyak mungkin, mencari yang positif. Kalau dia OTG (orang tanpa gejala) dia diisolasi mandiri, tapi kalau memiliki gejala atau beresiko dia akan diminta isolasi di rumah sakit. Kemudian di Jakarta ini secara aturan dan secara target tes itu minimal dilakukan kepada 10.000 orang per minggu. Tapi kami di Jakarta dalam satu pekan terakhir ini saja sudah 43.000 per minggu," ujarnya.

Baca Juga :
Bukan Jalur Sepeda

Dia menegaskan, dari pengetesan terhadap 43.000 orang per minggu itu, sebanyak 6,3 persen dinyatakan positif dan apabila petugas kesehatan tidak aktif melacak kasus itu, Anies yakin angka penularannya makin meningkat tajam.

"Kami berharap semuanya bantu ikut menjelaskan bahwa angka positif yang ditemukan di Jakarta harus disyukuri, kalau mereka tidak ketemu maka mereka menularkan kepada yang lain," ucapnya.

Anies tak bisa membayangkan bila pasien positif berkategori OTG, mereka akan menularkan virus kepada kerabat, kolega, hingga keluarganya di rumah. Virus ini bahkan makin mengganas bila menyerang orang lansia dan memiliki riwayat penyakit bawaan atau akut. n P-5


Redaktur : M Husen Hamidy

Komentar

Komentar
()

Top