Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Direktur Utama PT Transjakarta, Budi Kaliwono, soal Jak Lingko

Angkot Terintegrasi dengan LRT

Foto : istimewa

Budi Kaliwono

A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluncurkan Jak Lingko untuk menamai sistem integrasi angkutan umum massal di Jakarta. Jak lingko merupakan metamorfosa dari program one karcis one trip (OK Otrip) yang mengintegrasikan pembayaran bus kecil dan bus sedang dengan bus Rapid Transit (BRT) atau Transjakarta.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal ini, Direktur Utama PT Transjakarta, Budi Kaliwono, menjelaskan seputar Jak Lingko.

Apakah OK Otrip tetap berjalan?

Pak Gubernur ingin program ini jalan terus. Selama uji coba kita kan naik angkot gratis. besok masih gratis. Kita akan terapkan tarif baru itu untuk BRT. Jadi silakan yang memiliki kartu naik angkot gratis. Saldo tidak berkurang. BRT tetap 3.500 rupiah,

Apakah kenaikan jumlah penumpang itu karena ganjil genap juga?

Sistem ganjil-genap meningkatkan minat dan membuat mereka berpindah ke Transjakarta. Sekarang tugas kami mempertahankan service, supaya mereka setelah mencoba ketagihan.

Bagaimana OK Otrip selama ini?

Rute akan tambah terus. Nanti kami minta arahan dari dishub. Di lapangan masih ada praktik mengutip-ngutip uang itu. Sanksinya cukup keras termasuk pemutusan. Dilihat dulu apakah operatornya atau oknumnya, termasuk blacklist pramudi.

Apakah kartu OK Otrip ini hanya dengan BNI?

Kami sudah kerja sama dengan beberapa bank. Sementara ini akan masuk Bank DKI, BI sedang melakukan proses pengetesan ini semua. Jadi nanti setelah ini jalan, akan dinikmati oleh semua bank. Kami juga lagi cari cara supaya bagaimana kartu-kartu yang lama ini bisa dimanfaatkan juga setelah mereka melakukan suatu proses terlebih dahulu.

Apakah dengan adanya Jak Lingko, logo Transjakarta diganti juga?

Jalan pokoknya. Ada deh, mau tahu aja. Sebenarnya, ini kan bisa dibilang sembilan bulan melayani hampir 70.000 itu gede. Saya setuju masih banyak hambatan. Tapi kalau ngelihat hambatan tadi kan kita enggak jalan-jalan. Nanti akan dibikin integrasi lebih besar. Oleh sebab itu, dicari moda yang lebih baik.

Kontrak dengan operator angkutan umum itu berapa lama?

Semua sudah bergabung, tapi masih ada administrasi yang diselesaikan. Kami mempelajari isi kontrak di BPBJ karena kan dulu kecurigaannya HPS kurang tinggi ini, kita libatkan BPBJ supaya obyektif. Setelah dilakukan ini semua, kami akan melihat lagi karena kontrak-kontrak ini akan berakhir di 2020.

Bagaimana review standar pelayanan minimal (SPM) para operator itu?

SPM adalah salah satu hal yang utama. Belajar dari pengalaman sembilan bulan ini sudah enggak banyak yang ngetem ya. Pak kadis boleh cerita yang OK Otrip gimana SPM-SPMnya lebih baik. Ya, yang OK Otrip ya. Yang OK Otrip tidak mungkin dia ngetem lama, kecuali dalam proses pengendapan di ujung, kan mengatur headway.

SPM jauh lebih baik. Sudah enggak ada sopir ngerokok. Kalau ketahuan, potong. Sudah enggak ada yang pakai kaus kutang, jadi udah pakai baju, udah pakai seragam. Bahwa ada kekurangan, kita benahi terus karena target kami berdua adalah bagaimana bisa melayani sebanyak mungkin.

P-5


Redaktur : M Husen Hamidy

Komentar

Komentar
()

Top