Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Dampak Kenaikan BBM I Bansos Hanya Jadi Obat Penenang, Tak Selesaikan Inflasi

Angka Kemiskinan Bisa Kembali Tembus 10 Persen

Foto : Sumber: Kemenkeu - KJ/ONES
A   A   A   Pengaturan Font

Dihubungi terpisah, Peneliti Ekonomi Indef, Nailul Huda, mengatakan jika dihitung dengan nilai inflasi per Juli 2022, kenaikan harga pertalite ke angka 10.000 rupiah per liter akan mendongrak inflasi menuju level 8,5 persen.

Begitu pula dampaknya terhadap angka kemiskinan yang diperkirakan akan kembali melonjak ke kisaran 9,96 persen, bahkan bisa double digit atau tembus 10 persen. "Ini belum menghitung tingkat rentan miskin. Masyarakat rentan miskin ini yang sangat terpengaruh dari naiknya inflasi. Mereka ini yang terancam jadi miskin kembali," kata Nailul.

Kenaikan harga pertalite, jelasnya, akan mendorong inflasi ke level 8-8,5 persen, penurunan konsumsi 0,03 persen, penurunan ekonomi tiga triliun rupiah, meningkatnya angka pengangguran 30 ribu jiwa dan terakhir kemiskinan naik menjadi 9,96 hingga 10 persen.

Mengenai penyaluran bantuan sosial sebagai kompensasi kenaikan harga BBM, dia mengatakan hanya sebagai obat penenang dari pemerintah, tetapi tidak menyelesaikan inflasi yang tinggi.

Sementara itu, Direktur Celios, Bhima Yudisthira, mengatakan dampak kenaikan harga BBM bisa meningkatkan kemiskinan menjadi 10 persen jika kenaikan harga pertalite dan solar masing-masing 30 persen. "Mereka yang sebelumnya masuk kategori kelas menengah dan mengonsumsi BBM nonsubsidi bisa turun kelas," kata Bhima.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Vitto Budi
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini, Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top