Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Anginnya Bertiup Hingga Kecepatan 402 Km/Jam

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pada lapisan atmosfer paling bawah yaitu troposfer tempat manusia berpijak, angin yang menyapu permukaan bumi, dari kecepatan sepoi-sepoi, hingga kecepatan badai. Hembusan ini bertiup ke satu arah kemudian berubah ke arah lain.
Sementara angin pada lapisan ionosfer dengan ketinggian 60 hingga 95 mil atau 96,5 km hingga 152,8 km di atas tanah angina dapat bertiup ke arah yang sama dengan kecepatan sama sekitar 250 mil per jam atau 402,3 km per jam selama beberapa jam setiap kali sebelum tiba-tiba berbalik arah. Sebagai perbandingan angin dalam badai Kategori 5 terkuat berlari pada kecepatan 157 mil per jam atau 252,6 km per jam.
Pergeseran arah angin dan kecepatan yang terjadi secara dramatis ini adalah hasil dari gelombang udara, yang disebut pasang surut, yang lahir di permukaan bumi. Pada siang hari atmosfer bagian bawah memanas kemudian mendingin di malam hari. Gelombang ini melonjak ke langit setiap hari, sekaligus membawa perubahan dari bawah.
Semakin jauh atmosfer membentang dari permukaan, semakin tipis jadinya dan semakin sedikit turbulensi yang mengganggu gerakan ini. Itu berarti pasang surut kecil yang dihasilkan di dekat permukaan dapat tumbuh jauh lebih besar ketika mencapai atmosfer atas.
"Perubahan angin di atas sana sebagian besar dikendalikan oleh apa yang terjadi di bawah," jelas rekan penulis seorang fisikawan di University of California, Berkeley Brian Harding.
Pengukuran angin yang dilakukan melalui misi Ionospheric Connection Explorer (Icon), NASA, akan membantu para ilmuwan memahami pola pasang surut yang menjangkau dunia dan pengaruhnya. Pasang riak melalui langit, membangun kekuatan dan tumbuh sebelum berhembus melalui ionosfer.
Para ilmuwan menganalisis tahun pertama data Icon, dan menemukan bahwa angin di ketinggian sangat mempengaruhi ionosfer. "Kami menelusuri pola bagaimana ionosfer bergerak, dan ada struktur seperti gelombang yang jelas," kata Harding.
Menurut dia perubahan angin, berhubungan langsung dengan tarian plasma yang berada 370 mil atau 595,4 km di atas permukaan bumi. "Setengah dari gerakan plasma dapat dikaitkan dengan angin yang kita amati di sana pada garis medan magnet yang sama," kata peneliti utama Icon di University of California, Berkeley, dan penulis utama studi baru, Thomas Immel seperti dikutip Science Daily.
Penelitian Icon pada lapisan ionosfer ini menurut dia sangat penting dalam mempelajari perilaku lapisan unik ini. "Itu memberitahu Anda bahwa ini adalah pengamatan penting yang harus dilakukan jika Anda ingin memprediksi apa yang dilakukan plasma," ujar
Tahun pertama pengamatan Icon kata Immel bertepatan dengan solar minimum, fase tenang dari siklus aktivitas 11 tahun matahari. Selama waktu ini, perilaku matahari adalah dengungan rendah dan konstan. "Kami tahu matahari tidak berbuat banyak, tetapi kami melihat banyak variabilitas dari bawah, dan kemudian perubahan luar biasa di ionosfer," kata Immel.
Menurut Immel, hasil penelitian menunjukkan peneliti a dapat mengesampingkan matahari sebagai pengaruh utama. Namun pada saat matahari naik ke fase aktifnya, para ilmuwan akan dapat mempelajari perubahan dan interaksi yang lebih kompleks antara ruang dan atmosfer bumi.
Immel mengatakan dia senang mendapatkan konfirmasi teori ionosfer yang telah lama dipegang ini. "Kami menemukan setengah dari apa yang menyebabkan ionosfer berperilaku seperti yang terjadi di sana dalam data," katanya. "Ini yang ingin kami ketahui," ujar dia. hay


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top