Anggota DPR Amerika Serikat kepada Menag Yaqut: Islam Bisa Harmoni dengan Demokrasi
Menag Yaqut Cholil Qoumas menerima anggota Kongres dan Embassy US.
Kedua, kesadaran bahwa keragaman adalah kehendak Tuhan. "Jika ada perbedaan, kita pahami ini sebagai kehendak Tuhan. Sehingga, saat ada konflik dan perbedaan, itu menjadi lebih mudah bagi kami untuk menyelesaikan," tegasnya.
Meski demikian, Menag mengakui adanya tentangan dalam merawat harmoni. Pertama, perkembangan teknologi digital yang sangat cepat. Banyak informasi yang keluar dan masuk tanpa dapat dibendung.
"Sehingga, banyak orang sekarang tidak belajar agama dari guru, tapi dari google," ucapnya.
Kedua, muslim Indonesia harus mengkontekstualisasikan konsep hukum Islam yang diproduksi pada abad pertengahan, dengan kondisi masa kini.
"Tantangan kita, bagaimana mendamaikan hukum yang disusun pada abad pertengahan dengan situasi sekarang," tandasnya.
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya