Andalkan Sektor Konsumsi, Pertumbuhan Tak Berkualitas
"Padahal, jika dana pembangunan lebih diarahkan untuk sektor produktif, seperti industri dan pertanian maka pertumbuhan akan berkualitas dan berkelanjutan. Sebaliknya, kredit properti yang spekulatif berpotensi bubble dan bisa memicu krisis seperti pada 1997," tukas dia.
Di sisi lain, menurut dia, sektor produktif itu akan menciptakan lapangan kerja lebih banyak sehingga bisa mengatasi kemiskinan dan ketimpangan.
"Kita selalu disuguhi pernyataan bahwa perekonomian baik-baik saja. Tapi, sesungguhnya utang semakin membengkak, perdagangan domestik kalah dengan produk impor, dan lapangan pekerjaan kian susah," jelas Karyadi.
Sebelumnya dikabarkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2017 yang tidak beranjak dari angka yang dibukukan pada kuartal I-2017, yakni sebesar 5,01 persen dinilai mengindikasikan bahwa perekonomian nasional sedang tidak sehat.
"Pertumbuhan ekonomi stagnan atau tidak mengalami perubahan. Memang belum menuju krisis, ekonomi hanya sedang lesu," kata ekonom Indef, Bhima Yudhistira.
Halaman Selanjutnya....
Komentar
()Muat lainnya