Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

An Se Young "Si Bocah Ajaib"

Foto : Luis TATO / AFP

mengibarkan bendera I An Se-young merayakan kemenangan dengan mengibarkan bendera Korea Selatan setelah pertandingan final bulu tangkis tunggal putri Olimpiade Paris 2024 di Porte de la Chapelle Arena, Paris, Senin (5/8).

A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Tunggal putri Korea Selatan, An Se Young benar-benar menjadi bocah ajaib. Betapa tidak dalam umur yang masih "belia" barua 22 tahun sudah menjadi juara dunia (2023) dan juara Olimpiade, dan juara di berbagai turnamen bergengsi lainnya.

Dia tampil dominan di babak final dan merebut medali emas Olimpiade Paris 2024, Senin. An menang atas wakil Tiongkok, He Bing Jiao melalui dua gim langsung dengan skor 21-13, 21-16 dalam pertandingan partai puncak yang digelar di La Chapelle Arena.

Pencapaian ini menandai pertama kalinya ada tunggal putri Korea Selatan memenangkan medali Olimpiade sejak emas yang diraih oleh Bang Soo Hyun di Olimpiade Atlanta 1996. Tak mengherankan jika An dijuluki sebagai "Si Anak Ajaib." Sebab pada usianya yang baru menginjak 22 tahun, sudah menjadi tunggal putri nomor satu dunia.

Dia juga meraih emas Asian Games tahun 2022, meraih titel juara dunia tahun 2023, menjuarai All England Open tahun lalu, hingga kini puncaknya berdiri di podium tertinggi Olimpiade Paris 2024. Sementara itu, He Bing Jiao yang kalah dari An di babak final, berhak membawa pulang medali perak.

Selanjutnya, ada tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung yang meraih medali perunggu, satu-satunya pebulu tangkis Indonesia. Ini juga medali pertama untuk Indonesia di Olimpiade Paris 2024.

Medali perunggu Olimpiade Paris 2024 ini pun sekaligus menandai pertama kalinya ada tunggal putri Indonesia meraihnya sejak Maria Kristin di Olimpiade Beijing 2008. Gregoria pun berhak melengkapi podium ketiga menyusul Carolina Marin (Spanyol) yang mengundurkan diri di babak semifinal karena cedera.

Di sisi lain, masih ada perebutan medali emas sektor tunggal putra. Juara bertahan Viktor Axelsen (Denmark) menghadapi juara dunia Kunlavut Vitidsarn (Thailand) di babak final. Sementara itu, perebutan medali perunggu diisi pertandingan antara Lakshya Sen (India) dan Lee Zii Jia (Malaysia). Ant/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top