Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek 2022

AMRO Naikkan Proyeksi Ekonomi RI

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kantor Riset Makroekonomi ASEAN+3 (AMRO) menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 menjadi 5,2 persen dari prediksi pada Juli lalu sebesar 5,1 persen. Meski demikian, AMRO juga meningkatkan perkiraan inflasi menjadi 4,4 persen dari 3,4 persen.

"Untuk beberapa negara-negara ASEAN, inflasi memang mulai menjadi lebih kuat dan besar," ungkap Kepala Ekonom AMRO Hoe Ee Khor dalam konferensi pers Quarterly Update on ASEAN+3 Regional Economic Outlook 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis (7/10).

Meski demikian, untuk 2023, lembaga riset tersebut memperkirakan ekonomi Indonesia akan sedikit turun menjadi 5,1 persen atau direvisi ke bawah dari perkiraan sebelumnya sebesar 5,4 persen.

Selain itu, inflasi domestik pada tahun depan diproyeksikan meningkat menjadi 5 persen, yang juga merupakan revisi ke atas dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,6 persen.

Revisi ke atas perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 diikuti oleh mayoritas negara lainnya di ASEAN, seperti Kamboja, Laos, Malaysia, serta Vietnam. Sebaliknya, proyeksi pertumbuhan ekonomi beberapa negara lainnya seperti Brunei Darussalam dan Myanmar justru menurun, sementara Thailand cenderung sama.

"Khusus Brunei terutama karena mereka sedang berjuang dalam produksi minyak," jelasnya.

Dengan peningkatan proyeksi pertumbuhan mayoritas negara tersebut, Khor mengatakan perkiraan pertumbuhan ekonomi ASEAN juga ditingkatkan dari 5,1 persen menjadi 5,3 persen pada 2022. Tetapi untuk tahun depan diturunkan dari perkiraan pertumbuhan 5,2 persen menjadi 4,9 persen.

Pelambatan AS

Lebih lanjut, AMRO memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi ASEAN+3 menjadi 3,7 persen dari prediksi awal sebesar 4,3 persen.

Khor mengatakan kebijakan ketat nol-Covid-19 yang dinamis dan pelemahan sektor real estat di Tiongkok, serta potensi resesi di Amerika Serikat (AS) dan kawasan Eropa membebani prospek kawasan.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top