Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Aljazair Juara Piala Afrika

A   A   A   Pengaturan Font

Bagi Senegal kekalahan tersebut membuat penantian panjang untuk merebut mahkota Piala Afrika pertama berlanjut.

KAIRO - Gol Baghdad Bounedjah pada awal laga memastikan Aljazair meraih gelar Piala Afrika pertama dalam 29 tahun. Tim berjuluk "Rubah Gurun" itu menang 1-0 atas Senegal yang diperkuat Sadio Mane pada final yang berlangsung di Kairo, Sabtu (20/7) WIB.

Bounedjah memberi Aljazair sebuah awal menjanjikan di menit kedua. Tendangannya yang dibelokkan tak mampu dibendung kiper Senegal Alfred Gomis, dan itu terbukti cukup bagi tim juara pada 1990 itu untuk mengangkat trofi di luar negara mereka untuk pertama kalinya.

"Ini luar biasa. Kemenangan ini untuk seluruh negera," ujar penjaga gawang Aljazair Rais M'Bolhi kepada beIN Sports. "Kami harus berterima kasih kepada (pelatih) Djamel Belmadi. Situasinya rumit di masa lalu sebelum dia datang," sambungnya.

"Agak sulit untuk mengungkapkannya sekarang, tetapi saya pikir kami akan menyadari apa yang telah kami lakukan ketika kami kembali ke rumah," tandasnya.

Bagi Senegal, yang kalah dari Aljazair dengan skor yang sama di babak penyisihan grup, penantian panjang untuk merebut mahkota Piala Afrika pertama berlanjut. Pelatih mereka saat ini Aliou Cisse, menjadi kapten saat Senegal menjadi runner-up pada 2002 dan dia kembali gagal di final.

"Kami kebobolan gol sangat cepat dan secara keseluruhan saya pikir kami pantas menyamakan kedudukan, tetapi itu tidak terjadi," ujar Cisse.

"Saya ingin memberi selamat kepada para pemain saya. Kami telah bekerja sama sejak lama untuk Piala Afrika ini dan kami menginginkannya, tetapi malam ini itu tidak berjalan sesuai keinginan kami," sambungnya.

Itu adalah pertandingan penentuan gelar pertama yang menampilkan dua pelatih asal Afrika sejak tahun 1998. Pelatih Aljazair Djamel Belmadi menyelesaikan 12 bulan di kursi pelatih setelah mewarisi tim yang gagal melaju dari penyisihan grup dua tahun lalu.

"Tanpa pemain, saya bukan apa-apa. Mereka adalah yang utama. Saya kira staf memainkan perannya dalam memandu para pemain dan mereka menerapkan instruksi dengan sangat baik," jelas Belmadi.

Dengan pemain andalan di lini pertahanan Kalidou Koulibaly ditangguhkan untuk Senegal, Salif Sane menjadi starter di belakang. Ismaila Sarr dipanggil kembali untuk berada di lini serang. Sementara Belmadi tetap percaya pada tim yang sama dengan yang mengalahkan Nigeria melalui tendangan bebas Riyad Mahrez pada injury time.

Gol Aljazair pada laga itu juga memastikan untuk kali pertama Gomis kebobolan dalam hampir 400 menit di Mesir. Dia menggantikan Edouard Mendy yang cedera menjelang pertandingan terakhir Senegal di babak grup.

Disambut Meriah

Usai meraih gelar, tim Aljazair langsung pulang ke negara mereka dan disambut bak pahlawan oleh para pendukung. Pesawat yang mereka tumpangi juga mendapar "salut air" saat tiba di bandara Aljir.

"Satu, dua, tiga, viva Aljazair!" seru puluhan ribu penggemar yang mengibarkan bendera berbaris di jalan dari bandara. Mereka bersorak saat para pemain melanjutkan parade kemenangan melalui jalan ibukota negara itu dengan bus terbuka.

Para pemain, dengan medali pemenang di leher mereka dan kapten Ryad Mahrez mengangkat trofi. Mereka diberi sambutan karpet merah di bandara dan juga disambut oleh Perdana Menteri Noureddine Bedoui.

Bus mereka dihiasi dengan dua bintang, menandai kemenangan kedua Aljazair di Piala Afrika, dan dihiasi dengan kata-kata "Kami bangga padamu" dalam bahasa Arab dan Amazigh, atau Berber, dua bahasa resmi negara Afrika Utara itu.

"Kemenangan ini tentu akan memberikan nafas baru ke negara ini," ujar presiden federasi sepakbola Aljazair, Kheiredine Zetchi.

Hanya 12 bulan yang lalu, Aljazair berada dalam kekacauan setelah kepergian mantan bintang tim nasional Rabah Madjer. Tapi penunjukan Djamel Belmadi membuktikan kejeniusan dari federasi yang memecat lima pelatih dalam dua tahun penuh gejolak. ben/AFP

Penulis : Benny Mudesta Putra

Komentar

Komentar
()

Top