Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Alcaraz Diprediksi Bisa Raih 30 Gelar Grand Slam

Foto : ANGELA WEISS / AFP

Carlos Alcaraz

A   A   A   Pengaturan Font

NEW YORK - Kemenangan menakjubkan diukir petenis muda asal Spanyol, Carlos Alcaraz, di gelaran US Open menandai episode baru pemecahan rekor yang diprediksi berakhir dengan "30 gelar Grand Slam".

Kemenangan petenis berusia 19 tahun itu dengan skor 6-4, 2-6, 7-6 (7/1), 6-3 atas petenis Norwegia, Casper Ruud, di New York pada Senin (12/9) dini hari WIB, membuatnya menjadi pemenang termuda pada ajang Grand Slam di bagian putra sejak Rafael Nadal menjuarai Prancis Open tahun 2005.

Dia kini juga menjadi petenis pria termuda yang naik ke peringkat satu dunia dan juara termuda di New York sejak Pete Sampras pada 1990. Alcaraz berasal dari kota kecil Murcian El Palmar di tenggara Spanyol.

Lima dari enam gelar yang diraih sepanjang kariernya diraih tahun ini. Sementara kemenangan di US Open membuatnya memiliki penghasilan mendekati 10 juta dollar AS (148 miliar rupiah).

Ketika dia masuk ke posisi lima besar dunia pada bulan Juli, Alcaraz adalah petenis pria termuda yang meraihnya sejak 2005. Alcaraz kemudian mendapatkan keberuntungan sebagai pembunuh raksasa di Madrid pada bulan Mei lalu. Saat itu dia menjadi satu-satunya orang yang mengalahkan Nadal dan Novak Djokovic di event lapangan tanah liat yang sama. Dia melakukannya dua hari berturut-turut dalam perjalanannya menuju gelar.

Ini jadi gelar grand slam pertama untuk Alcaraz. Petenis asal Spanyol itu pun mengukir sejarah lewat kesuksesannya di Flushing Meadows ini. Di usianya yang masih 19 tahun 4 bulan, Alcaraz menjadi petenis termuda yang menduduki peringkat satu ATP (sejak 1973). Dia melewati rekor Lleyton Hewitt yang berusia 20 tahun saat jadi petenis nomor satu pada 2001.

Alcaraz juga menjadi remaja pertama yang memuncaki peringkat ATP. Alcaraz menggusur Daniil Medvedev yang tersingkir di babak keempat US Open 2022.

Enggan Menyerah

"Intensitas dan kecepatan Carlos adalah sesuatu yang jarang Anda lihat," ujar paman dan mantan pelatih Rafael Nadal, Toni Nadal.

"Permainannya mengikuti pola yang sama seperti Rafa, dia tidak pernah menyerah sampai bola terakhir, dan memiliki intensitas yang khas," sambungnya.

Nadal juga berusia 19 tahun ketika memenangkan gelar pertama dari 22 gelar Grand Slam di Roland Garros pada 2005. Namun, petenis berusia 36 tahun itu memohon kepada para penggemar untuk tidak menekan Alcaraz dengan membuat perbandingan.

"Saya lupa seperti apa saya di usia 19 tahun," ucap Nadal. "Satu-satunya hal yang bisa kami lakukan adalah menikmati karier pemain luar biasa seperti Carlos," sambungnya.

"Jika dia berhasil memenangkan 25 Grand Slam, itu akan fantastis untuknya dan untuk negara kami. Tapi biarkan dia menikmati kariernya," tandasnya.

Terlepas dari keengganan Nadal, perbandingan tidak bisa dihindari. Nadal memenangkan gelar pertama dari 92 gelarnya di Sopot dalam usia 18 tahun pada 2004.

Alcaraz, yang mempelajari permainan ini di sekolah tenis yang dikelola ayahnya, juga berusia 18 tahun ketika ia merebut trofi ATP perdananya di Umag pada 2021.

Kedua pria ini sangat melindungi kehidupan pribadi mereka, menikmati dukungan penonton yang penuh semangat, dan membangun permainan dengan pertahanan yang kokoh serta serangan yang mendebarkan dan flamboyan.

Nadal terkenal bertarung di final Australia Open selama lima jam dan 53 menit pada 2012, namun kalah dari Djokovic.

Empat tahun sebelumnya, dia memenangkan mahkota Wimbledon pertamanya dalam empat jam 48 menit yang epik melawan Roger Federer. Pertandingan itu secara luas dipuji sebagai final Grand Slam terbesar sepanjang masa.

Pada gelaran US Open 2022, Alcaraz harus melalui tiga laga lima set dan lebih dari 13 jam hanya untuk mencapai final. "Saya tahu bahwa saya adalah orang yang sangat kompetitif. Saya bersaing setiap kali saya bermain apa pun - golf, tenis. Saya tidak suka kalah," ujar Alcaraz.

Di sisinya adalah pelatih Juan Carlos Ferrero, pemenang Prancis Open 2003 yang juga meraih peringkat nomor satu di US Open pada akhir tahun itu. "Saya akan senang jika Carlos memenangkan 30 Grand Slam. Akan ada banyak peluang," ujar Ferrero, yang mulai bekerja dengan Alcaraz ketika baru berusia 15 tahun. ben/AFP/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top