Akropolis Athena, Simbol Kejayaan Pemerintahan Demokrasi Yunani
Pembangunan kembali Parthenon diharapkan menjadi monumen abadi yang akan menghormati dewa Athena. Merayakan kebebasan kota Athena, dan memproklamasikan kemuliaan kemenangan kota atas Persia dalam perang tersebut.
Pericles tidak mengeluarkan biaya dalam pembangunan Akropolis dan, terutama, Parthenon. Ia mempekerjakan orang-orang yang terampil arsitek Callicrates, Mnesicles, dan Iktinos, dan pematung Phidias untuk mengerjakan proyek tersebut. Yang terakhir diakui sebagai pematung terbaik di dunia kuno yang menciptakan Patung Zeus di Olympia.
Menurut cendekiawan dan sejarawan seni John Griffiths Pedley, "Pekerjaan… dilakukan di bawah pengawasan Phidias. Bahkan, Plutarch mengatakan bahwa Phidias bertanggung jawab atas keseluruhan skema Pericles" (251). "Skema" ini adalah program pembangunan ambisius yang memanfaatkan teknik bangunan kuno sambil memanfaatkan banyak inovasi," tulis laman World History.
Bangunan Akropolis selama Periode Klasik tetap relatif tidak berubah hingga memasuki Periode Romawi. Bangunan lain baru ditambahkan saat pemerintahan kaisar Romawi Hadrian (117-138 M). Kaisar inilah yang membangun Tembok Hadrian di Inggris.
Kebangkitan agama Kristen setelah Constantine the Great (l. 272-337 M) mengeluarkan dekrit toleransi menjadikan Parthenon menjadi gereja. Bukit Akropolis menjadi pusat pengabdian Kristen. Sesuai dengan praktik umum gereja, gambar-gambar pagan dipahat pada monumen dan modifikasi dilakukan pada kuil agar selaras dengan kepekaan Kristen.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya