Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Agar Brand Minuman Kopi Laris Manis, Berikut Tips dari Kantar Indonesia

Foto : Istimewa

Managing Director of Kantar Indonesia, Worldpanel Division, Venu Madhav saat merilis publikasi terbaru Brand Foot Print 2022 di Jakarta, Selasa (31/5).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kegemaran masyarakat mengkonsumsi kopi berpengaruh terhadap tingginya penjualan brand dengan produk kopi di Tanah Air. Berdasarkan laporan perusahaan data dan konsultan Kantar Indoensia, dari lima brand minuman terlaris, empat di antaranya merupakan brand produk kopi.

"Itu terjadi karena kopi ini gampang diakses oleh konsumen. Mereka bisa membeli saja secara sachet, membeli di mana saja, bisa dari gerobak di jalanan," ungkap Senior Marketing Manager of Kantar Indonesia, Worldpanel Division, Corina Fajriyani saat merilis publikasi terbarunya Brand Foot Print 2022 di Jakarta, Selasa (31/5).

Atas dasar itu, Corina menganjurkan, agar merek tersebut bisa bertahan di pasar, mereka harus mudah diakses konsumen. Brand tersebut juga harus makin inovatif dan beradaptasi dengan berbagai perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

Kata dia, sejumlah brand besar baik produk makanan maupun minuman mampu mempertahankan konsistensinya karena bisa beradaptasi dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat. "Jadi, selain kemudahan akses juga harus inovatif, dan beradaptasi," tuturnya.

Brand Footprint merupakan studi tahunan Kantar yang mengukur brand yang paling sering dibeli oleh konsumen. Brand Footprint meliputi lebih dari 550 brand di lima sektor fast moving consumers good (FMCG), yakni makanan, minuman, produk susu, perawatan rumah, dan perawatan tubuh. Studi Brand Footprint Indonesia tahun ini mencakup 97 persen dari total rumah tangga baik di kota besar, kota kecil, dan daerah lainnya yang merepresentasikan 68 juta rumah tangga.

Managing Director of Kantar Indonesia, Worldpanel Division, Venu Madhav mengungkapkan, tahun 2021 yang merupakan tahun kedua dalam masa pandemi, merupakan fase dimana konsumen sudah sangat dekat dengan kebiasaan-kebiasaan baru yang terbilang sebagai new normal. Mobilitas secara bertahap mulai kembali ke garis normal yang kemudian berdampak pada konsumsi masyarakat yang terus berubah, khususnya konsumsi produk FMCG.

Kata dia, dari 100 brand teratas di industri FMCG Indonesia merupakan brand yang sama seperti tahun lalu. "Ini menunjukkan bahwa upaya tim pemasaran dan penjualan brand-brand ini telah berhasil menyesuaikan fokus strateginya dan tetap relevan dengan perubahan kebutuhan konsumen," pungkasnya.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top