Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Adventus 2017 Merevitalisasi Nilai Pancasila

A   A   A   Pengaturan Font

Sarasehan pertama memperdalam sila pertama: hargai dan ciptakan harmoni antarpemeluk agama dan kepercayaan. Markus (9:38-40), Yesus menunjukkan sikap toleran terhadap sesama yang tidak segolongan. Markus menunjukkan sikap Yesus yang memperluas wawasan Yohanes dkk untuk terbuka kepada sesama yang berbeda pandangan hidup dan keyakinan. Yesus mengajak para murid-Nya untuk memahami keberagaman.

Kedua membahas nilai sila kedua dan kelima. Sila-sila ini mengajak mengedepankan secara pribadi, kelompok maupun bersama-sama menjunjung nilai kemanusiaan dan memperjuangkan keadilan setiap orang. Ada kisah Juan Jose Aguirre Munoz (seorang uskup) dan Norodin Alonto Lucman (seorang muslim) yang menolong korban pertikaian tanpa memandang agama dan etnis. Berita ini menjadi viral kesadaran akan pentingnya martabat manusia dan rasa keadilan (hlm 22).

Pertemuan ketiga memperdalam sila ketiga dan keempat. Kita menyikapi pluralitas dengan dialog lintas iman, bekerja demi tujuan kesejahteraan umum. Popularitas gugur gunung memberi arti penting kerja sama. Kampung masih mentradisikan gotong- royong, misalnya, angkat rumah di Suku Bugis, Helem Foi Kenambai Umbai (Papua), Ammossi (Sulawesi Selatan), gugur gunung (Yogyakarta), dan masih banyak istilah lain.

Perjumpaan terakhir menantikan Yesus yang akan datang dengan kesediaan untuk meneladan Dia dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila yang sejalan dengan nilai-nilai Injili. Lukas 1:46-56, setelah pewartaan malaikat kepada Maria bahwa dia akan mengandung Yesus, Maria merespons dengan mengunjungi sepupunya, Elizabet. Dalam kunjungan itu anak dalam kandungan Elizabet melonjak kegirangan. Ketika peristiwa ini dikabarkan kepada Maria, ia menyanyikan Kidung Magnificat (Pujian) sebagai balasannya (hlm 43). Dalam semangat Adventus, seperti Maria Bunda Yesus, kita diajak untuk memandang Pancasila sebagai kode etik bangsa.Diresensi Anton Suparyanta, Alumnus FIB UGM

Komentar

Komentar
()

Top