Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Adu Reputasi Dua Pelatih Bergengsi

A   A   A   Pengaturan Font

Final Liga Champion tidak hanya melibatkan pertaruhan dua klub besar Eropa, tapi juga pertaruhan reputasi dua pelatih bergengsi.

MADRID - Cristiano Ronaldo pernah diminta meringkas Zinedine Zidane dalam satu kata, dan yang dia pilih adalah "pemenang".

Tengah pekan ini atau tepatnya pada acara konferensi pers jelang pertandingan final Liga Champions kontra Liverpool, Minggu (27/5) dini hari WIB, jurnalis diberikan kesempatan untuk meminta pendapat kepada masing-masing enam pemain Madrid tentang pelatih mereka.

"Zidane adalah salah satu yang terbaik yang pernah saya miliki," ujar Marcelo, yang bermain di bawah beberapa pelatih, termasuk Jose Mourinho, Carlo Ancelotti dan Rafa Benitez. "Dia adalah salah satu yang terbesar yang pernah ada di sepakbola," ucap Isco. "Apa pun yang Zidane katakan pada saya, saya akan tetap bersamanya," sambungnya.

"Kami tidak pernah mendapat kesan dia berada dalam situasi gugup," ujar Dani Carvajal. "Setiap kali dia berbicara, mata saya akan terpaku padanya," sambungnya.

Setelah dua setengah tahun, Zidane memiliki gelar Liga Champions dengan jumlah sama seperti Alex Ferguson, Pep Guardiola dan Jose Mourinho. Jika pada final kali ini tim asuhannya mampu mengalahkan Liverpool, Zidane akan bergerak di atas ketiganya.

Tahun lalu, Madrid di bawah asuhan Zidane merupakan tim pertama yang mampu mempertahankan gelar sejak AC Milan di bawah Arrigo Sacchi pada tahun 1990. Mereka juga adalah tim Real pertama yang merebut gelar Eropa dua kali beruntun dalam 59 tahun.

Beberapa mungkin menunjukkan Zidane diuntungkan dengan memiliki pemain terbaik. Tapi skuad Real yang diasuhnya kali ini lebih unggul dari rival mereka yang lebih kaya seperti Barcelona, Manchester City atau Bayern Munich. "Saya bukan pelatih terbaik, saya bukan ahli taktik terbaik," ucap Zidane. "Tetapi saya memiliki hal-hal lain. Saya memiliki gairah, saya memiliki motivasi, dan itu jauh lebih berharga," sambungnya.

Tentu saja, Zidane telah memenangkan kepercayaan para pemainnya. Ketika Benitez dipecat pada Januari 2016, harian Barcelona Mundo Deportivo mendeskripsikan Zidane hanya sebagai "plester pembalut luka". Tapi 28 bulan kemudian, dia membalikkan situasi di ruang ganti Madrid.

Zidane mungkin mengecilkan pengaruh taktisnya tetapi keputusannya juga berperan besar saat Madrid mengalahkan Real Paris Saint-Germain, Juventus dan Bayern Munich. Melawan PSG, dia mengalihkan formasi dari 4-3-3 ke 4-4-2 pada leg kedua.

Hal yang paling penting pada era kepelatihan Zidane di Madrid, dia telah membawa kesinambungan di luar lapangan ke klub yang telah mempekerjakan delapan pelatih berbeda dalam 10 tahun. Di lapangan, dia bisa menurunkan tim yang sama dengan pemenang tahun lalu saat menghadapi Liverpool kali ini.

Klopp Dihantui

Di lain pihak, pelatih Liverpool, Jurgen Klopp justru akan berupaya semaksimal mungkin guna mengakhiri catatan buruknya yang selalu kalah pada lima pertandingan final terakhir.

Klopp menderita kekalahan pada lima laga final terakhirnya, tiga kali saat menukangi Borussia Dortmund sebelum pindah ke Anfield pada 2015, dan dua pada musim pertamanya bersama "The Reds". "Mereka tidak menggantung medali perak (juara kedua) di Melwood (tempat latihan Liverpool)," kata Klopp menjelang laga final. "Masih ada pekerjaan yang harus dilakukan tapi begitulah yang terjadi. Menuju final adalah hal yang benar-benar bagus tetapi menang adalah yang terbaik," kata Klopp.

Sebagai pelatih yang merasakan kekalahan pada pertandingan puncak, Klopp menyadari bahwa untuk menjuarai pertandingan final memerlukan usaha yang keras.

"Jika ada sesuatu yang benar-benar penting untuk Anda, Anda harus siap untuk menderita. Begitulah hidup," kata Klopp.

Kekalahan Klopp di final terjadi pada partai puncak Liga Champions di Wembley pada lima tahun lalu, saat Dortmund kalah dari Bayern Muenchen dengan skor 2-1 berkat gol Arjen Robben pada menit terakhir. ben/AFP/S-1

Penulis : Benny Mudesta Putra, AFP

Komentar

Komentar
()

Top