Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Prospek Usaha - Proyek “Loop Line” Lingkar Jakarta Digarap Konsorsium

Adhi Karya Siap Garap Kereta Layang

Foto : Koran Jakarta/Wahyu AP

PAPARAN KINERJA - Direktur Utama PT Adhi Karya Tbk, Budi Harto (tengah) bersama Direktur QHSE Parta Sarathi, Direktur SDM Agus Karianto, Direktur Keuangan Enthus Asnawi, dan Direktur Operasi I Budi Saddewo Soediro usai paparan kinerja pembangunan LRT Jabodebek di Jakarta, Selasa (15/5). Pembangunan LRT Jabodebek Fase l hingga 4 Mei 2018 mencapai 37,4 persen, terdiri lintas Cawang-Cibubur mencapai 59,0 persen, Cawang-Kuningan Dukuh Atas mencapai 21,2 persen, dan Cawang-Bekasi Timur 33.3 persen.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) akan membangun kereta layang atau loop line lingkar Jakarta bernilai 12-15 triliun rupiah. Direktur Utama Adhi Karya, Budi Harto, mengatakan Perseroan tengah melakukan usulan proposal untuk mengarap proyek loop line sepanjang 26 kilometer (km).

Loop line ini nantinya akan terintegrasi dan berada di atas Kereta Rel Listrik (KRL) yang sudah ada sehingga menjadi i jalur lingkar luar dalam bentuk kereta api. Diharapkan proyek pembangunannya bisa rampung dalam kurun waktu lima tahun mendatang. "Jalur keretanya nanti double track. Jadi semuanya nanti terintegrasi," ungkap dia di Jakarta, Selasa (15/5).

Direktur Operasi II Adhi Karya, Pundjung Setya Brata, menambahkan rute kereta tersebut akan berbentuk lingkar dan menghubungkan ke empat stasiun besar yang merupakan stasiun integrasi, yakni Jatinegara-Manggarai-Bukit Duri-Kota. "Di sistem itu sebenarnya sudah ada tetapi sistem operasinya tidak berupa loop line dan saat ini masih dipakai oleh jurusan masing-masing.

Jadi sekarang kami buat semua itu dengan loop line," ujar dia. Menurut Pundjung, untuk angkutan kota ini jarak antarstasiun 800 meter sampai 1,5 km. "Kalau kami punya 26 km maka diperkirakan akan ada 15-20 stasiun. Jadi 4 stasiun terintegrasi dan ada stasiun untuk melayani arus penumpang yang sekarang ini belum terlayani," jelas dia.

Pembentukan kereta tersebut mengacu pada permintaan di stasiun-stasiun tersebut. Ia memberi contoh Tokyo, Paris, dan Beijing sudah terbiasa dengan loop line. Oleh karena itu, dari hasil studi, loop line ini merupakan jalur yang demand-nya paling besar sehingga Perseroan sangat antusias mengarapnya. Proyek ini sebenarnya sudah masuk dalam proyek strategis nasional dan beriringan dengan kereta api ringan (Light Rail Transit/LRT).

Dijelaskan, dengan panjang 26 km, dana yang dibutuhkan sekitar 500 miliar rupiah. Namun, Perseroan akan menghitung kembali sebab pembangunan ini membutuhkan struktur portal karena kereta tersebut akan mengangkangi jalur yang sudah ada. "Di beberapa tempat kita tidak bisa menggunakan pilar dan harus menggunakan portal," ucap dia.

Bentuk Konsorsium

Pembangunan proyek tersebut akan berbentuk konsorsium, yang terdiri atas PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA), dan PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk bertindak sebagai investor. Sedangkan operator belum ditentukan, namun opsi akan diberikan pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.

Dengan pengalaman membangun jalur LRT fase pertama 44,3 km, terpanjang di Indonesia, Perseroan akan mencari proyek-proyek yang bisa dikembangkan terkait dengan LRT juga. "Nantinya loop line ini moda transportasinya akan sekelas dengan MRT dan tidak seperti LRT. Jadi kapasitasnya akan lebih besar karena demand-nya juga besar," papar Pundjung.

Selain itu, Perseroan juga tengah melirik untuk membangun LRT di Medan. Saat ini PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) bersama Pemerintah Kota (Pemkot) setempat tengah melakukan kajian untuk pembangunan LRT dan bis sistem cepat (Bus Rapid Transit/BRT) yang mempunyai jalur khusus. "Kami pun sedang perdalam ini untuk pengajuan proposalnya," pungkasnya.

yni/AR-2

Penulis : Yuni Rahmi

Komentar

Komentar
()

Top