Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Selasa, 30 Jun 2020, 06:30 WIB

Ada Menteri yang Merasa saat Ini Situasinya Normal-normal Saja

Moeldoko

Foto: ANTARA/AKBAR NUGROHO GUMAY

Presiden menilai langkah-langkah yang dilakukan jajarannya dalam menangani pandemi virus korona dan menjaga perekonomian di masa pandemi belum maksimal, bahkan tidak signifikan.

Presiden mengaku siap mengambil langkah-langkah yang luar biasa demi menyelamatkan 267 juta rakyat Indonesia. Hal tersebut disampaikan Presiden dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (18/6) lalu.

Sebenarnya seperti apa yang yang diharapkan Presiden Jokowi dalam penanganan virus korona atau Covid-19 ini? Untuk mengupas masalah itu, berikut pernyataan Kepala Staf Presiden (KSP), Dr Moeldoko, di Gedung Bina Graha, Kantor KSP, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (29/6).

Apa yang diinginkan Presiden kepada jajarannya terkait penyelesaian Covid-19?

Para menteri, kepala lembaga harus merespons penekanan yang disampaikan Presiden. Presiden memandang perlu adanya semangat bersama atasi Covid-19. Presiden khawatir para pembantunya ada yang merasa saat ini situasi normal. Untuk itu diingatkan.

Apakah Presiden pernah memberikan peringatan kepada jajarannya secara keras seperti kemarin terkait penanganan korona?

Ini peringatan kesekian kali. Peringatan ya adalah ini situasi krisis yang perlu ditangani secara luar biasa. Penanganannya tidak cukup biasa-biasa dan linear, tapi seorang pemimpin dari lembaga harus ambil langkah efektif, efisien, dan tepat sasaran. Presiden beberapa kali katakan ini dan masih ada beberapa di lapangan yang tak sesuai dengan harapan beliau, makanya penekanaan saat ini lebih keras. Hal itu agar persoalan Covid-19, baik pendekatan kesehatan yang menjadi prioritas, dan pendekatan sosial ekonomi keuangan betul-betul bisa terakselerasi dengan baik dan cepat, tapi kenyataannya ada sektor yang masih lemah.

Sektor apa saja yang masih lemah?

Persoalan kesehatan. Dana yang besar baru terserap 1,53 persen. Memang kita dalami ada persoalaan yang perlu dikomunikasikan, sinergi BPJS, pemda, dan Menkes. Kedua, persoalaan pendataan para tenaga medis karena ini tidak boleh salah sasaran. Ketiga, soal regulasi yang lama. Regulasi itu bisa digunakan saat normal, tapi saat tak normal ini harus diambil langkah perbaikan, dan menteri sudah ambil langkah itu.

Selain itu, apakah ada sektor lain?

Kemudian Bansos. Ada soal pendataan, tapi ada perbaikan. Berikutnya, UMKM yang dapatkan stimulus masih ada hambatan. Ini beberapa hal yang ditekankan Presiden sehingga kebijakan makro Presiden yang pertama jangan ada persoalan Covid diselesaikan tuntas, harus bisa dijalankan.

Kedua, persoalan rakyat Indonesia harus bisa jalankan kehidupan secara baik, dengan ketersediaan makanan yang cukup makan bansos diberikan, jaring pengaman sosial, jangan sampai terlambat.

Ketiga, dunia usaha harus bisa jalankan usahanya dengan baik agar UMKM tidak ada lagi PHK, koorporasi juga tidak ada PHK agar tidak terjadi pengangguran. Itu strategi besar. Menteri semua harus menunju ke sana, dan jangan pikir ke mana-mana, tapi hanya bantu Presiden.

Terkait langkah politik yang akan dipertaruhkan Presiden seperti soal reshuffle, pembubaran lembaga ini seperti apa?

Memang Presiden katakan akan ambil risiko, reputasi politik akan saya pertaruhkan. Maknanya, Presiden ambil langkah contoh untuk bawahan. Dalam dunia militer, dalam hadapi situasi kritis ada tiga langkah panglima dan komandan. Pertama, kehadiran komandan, kita lihat Presiden datang ke Surabaya yang masih merah. Itu ciri-ciri panglima selalu hadir situasi kritis. Kedua, kerahkan senjata bantuan. (terkait ini) Bansos itu bantuan dan dikerahkan agar solusi krisis. Ketiga, kerahkan kekuatan cadangan, saat terakhir, karena ketika situasi cadangan dikeluarkan, maka situasi mulai sangat jelek. Jangan sampai gunakan ini.

Terkait target pengendalian kurva nasional sendiri seperti apa?

Tadi ambil langkah-langkah baru untuk Jatim, yakni diperlukan kekuatan baru, TNI, Polri, relawan polisi, dan lainnya. Kedua, dibutuhkan alat pendukung baru, alkes, APD, tes lab diperbanyak untuk selesaikan Jatim. Dan langkah ini kalau saya proyeksikan mendekati langkah tactical militer. n muhammad umar fadloli/P-4

Redaktur: Khairil Huda

Penulis:

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.