Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Ada Apa Ini Tiba-tiba Gajah Sumatera dan Trenggiling Ikut Upacara HUT Ke-77 RI di Bali

Foto : ANTARA/Pande Yudha

Dua ekor Gajah Sumatera bersama pawangnya mengikuti upacara HUT Ke-77 Republik Indonesia di Bali Safari & Marine Park, Gianyar, Bali, Rabu (17/8/2022).

A   A   A   Pengaturan Font

Gianyar - Sejumlah satwa dilindungi seperti gajah sumatera dan trenggiling ikut berbaris memeriahkan upacara HUT Ke-77 Republik Indonesia (RI) di suaka margasatwa dan pusat konservasi satwa Bali Safari & Marine Park, Gianyar, Bali, Rabu.

Keterlibatan satwa, yang turut hadir di lapangan upacara, merupakan upaya Bali Safari & Marine Park menyuarakan pesan konservasi dan perlindungan satwa selama peringatan HUT RI.

Head of Marketing Bali Safari & Marine Park Inneke Ficianirum menyampaikan kegiatan melibatkan satwa saat upacara HUT RI merupakan tradisi yang kerap dilakukan oleh pihaknya, selaku lembaga konservasi, tiap tahun.

"Kami selalu mengedepankan (kampanye konservasi, red.) satwa dalam memperingati upacara kemerdekaan Republik Indonesia," kata Inneke saat ditemui selepas upacara.

Namun, tidak hanya sebagai ajang edukasi konservasi satwa dilindungi untuk masyarakat, ia berharap kehadiran para satwa, yaitu empat ekor Gajah Sumatera, satu ekor Burung Kakatua dan satu ekor Burung Nuri, seekor Ular Piton, dan satu ekor Trenggiling, dapat menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke suaka margasatwa tersebut.

Pasalnya, jumlah kunjungan selama penerapan kebijakan pembatasan akibat pandemi Covid-19 sempat turun tajam. Walaupun demikian, jumlah wisatawan yang berkunjung saat ini mulai naik. Sejak Juni 2022, Inneke menyampaikan jumlah kunjungan ke Bali Safari & Marine Park per hari mencapai 1.000 orang.

Dalam kegiatan upacara, empat gajah yang dikawal oleh pawang mengenakan hiasan kain-kain nusantara berwarna kuning emas dan merah. Salah satu ekor gajah juga terlihat mengenakan kain poleng, yaitu kain khas Bali yang memiliki motif kotak-kotak hitam putih.

Menurut kepercayaan masyarakat Bali, kain poleng merupakan wujud penghayatan dari "Rwa Bhineda", yaitu konsep keseimbangan yang menjadi panduan dalam hidup.

Meskipun gajah-gajah dan satwa lainnya tidak terlibat dalam prosesi pengibaran bendera, mereka berhasil menjadi peserta upacara yang tertib terbukti dari jinaknya para satwa itu selama upacara berlangsung.

Selepas upacara, satwa-satwa yang beberapa di antaranya dilindungi itu pun kembali ke kandang dipandu oleh petugas dari Bali Safari.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top