Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Antisipasi Katastrop I Musim Hujan Tiba BPBD Siaga 24 Jam

Ada 80 Jembatan Rawan Terdampak Bencana

Foto : ANTARA/Mansur

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizki Pratama.

A   A   A   Pengaturan Font

BMKG mengeluarkan peringatan cuaca buruk yang ditandai hujan lebat disertai petir dan angin kencang.

LEBAK -Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menerapkan siaga 24 jam memasuki musim hujan yang berpotensi menimbulkan bencana alam. Ada 80 jembatan rawan terdampak bencana.

"Saya kira dengan penerapan siaga itu dapat mengurangi risiko kebencanaan," kata Kepala BPBD Kabupaten Lebak, Febby Rizky Pratama, di Lebak, Kamis.

BPBD Lebak sejak dua pekan terakhir ini meningkatkan kewaspadaan kebencanaan setelah Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan cuaca buruk yang ditandai hujan lebat disertai petir/kilat dan angin kencang.

Cuaca buruk tersebut karena peralihan musim kemarau basah ke musim hujan. Dengan demikian, masyarakat Kabupaten Lebak dapat meningkatkan kewaspadaan menghadapi musim hujan yang dipastikan mulai akhir September 2022.

Peluang hujan dengan intensitas tinggi dan berpotensi menimbulkan banjir, longsor, dan pergerakan tanah. Sebab, alam Kabupaten Lebak topografinya terdapat aliran sungai, perbukitan, dan pegunungan.

Pengalaman bencana alam awal tahun 2020 di daerah ini menimbulkan sembilan korban jiwa, ribuan warga mengungsi dan ratusan rumah roboh dan terbawa arus air sungai.

Bencana alam itu terdampak Kecamatan Lebak Gedong, Cipanas, Curugbitung, Sajira, Cimarga, dan Maja. Oleh karena itu, BPBD Lebak kini menghadapi musim hujan menerapkan siaga penuh selama 24 jam untuk mengurangi risiko kebencanaan.

"Kami berharap musim hujan tidak menimbulkan banjir dan longsor," katanya. Menurut dia, BPBD Lebak mengidentifikasi infrastruktur jembatan yang rawan terdampak bencana alam sekitar 80 unit, termasuk jembatan gantung.

Pemerintah Kabupaten Lebak melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mempersiapkan alat berat untuk percepatan perbaikan jika kondisi jembatan terdampak bencana alam.

Selama ini, jembatan sangat vital untuk mendorong akses ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.

Begitu juga pengemudi angkutan roda dua dan roda empat bila curah hujan tinggi, sebaiknya istirahat dan menghentikan perjalanan guna mencegah longsoran dan pohon tumbang. "Kami memetakan empat ruas jalan yang masuk kategori rawan longsor," katanya.

Febby mengatakan BPBD Lebak kini mempersiapkan alat evakuasi dengan kondisi baik dan bisa dioperasikan. Ada kendaraan roda dua dan roda empat, perahu karet, tenda darurat, tenda pengungsian, pelampung, gergaji mesin, tambang, dan pompa sedot.

Selain itu, persediaan logistik berupa bahan pokok, makanan siap saji, aneksasi makanan ringan, mi instan, minuman kemasan, hingga obat-obatan. "Kami menjamin persediaan logistik cukup untuk enam bulan ke depan," katanya.

Kembali ke RS

Sementara itu,Sahabat Relawan Indonesia (SRI) kembali membawa Bohani, seorang anak Badui berusia tujuh tahun penderita gizi buruk disertai tuberkulosis (TB) ke RSUD Banten.

"Kondisi Bohani, anak Badui itu memburuk setelah terputus minum obat tuberkulosis di bulan kedua yang ditargetkan minum obat enam bulan," kata tim medis SRI dr Eling saat dihubungi di Lebak, Kamis.

Sebetulnya, tim medis SRI saat meninjau kondisi Bohani warga Batubelah, Desa Kanekes, Kabupaten Lebak, Senin (19/9), membaik dan bisa berlarian juga lincah bermain bersama teman seusianya. Ant/wid/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top