Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ciptakan Iklim Toleransi Dunia Pendidikan

Foto : ANTARA/HO-BNPT RI

BNPT menyelenggarakan diskusi kelompok terarah atau focus group discussion (FGD) kali ini merupakan FGD Tematik Perpres RAN PE Tahun 2025-2029 dengan tema "Pendidikan, Keterampilan Masyarakat, dan Fasilitas Lapangan Kerja" di Depok, Jawa Barat, Rabu (24/7).

A   A   A   Pengaturan Font

DEPOK - Melalu Rencana Aksi Nasional (RAN) Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme (P2E) periode kedua yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) fokus menciptakan iklim toleransi di dunia pendidikan. Tujuannya dalam rangka menghadapi generasi muda yang rentan menjadi target kelompok radikal.

"Dalam menghadapi kerentanan generasi muda akan terhadap paham ekstremisme berbasis kekerasan, harus diciptakan iklim toleransi yang baik di dunia pendidikan," tandas Direktur Perlindungan BNPT Brigjen Pol Imam Margono. Dia mengatakan ini dalam kegiatan diskusi kelompok terarah di Depok, Rabu (24/7).

Selaku Ketua Pokja Pilar I RAN PE, Imam menuturkan, sejak tahun lalu Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek telah mengimplementasikan upaya tersebut melalui program pelatihan dosen tentang ekstremisme kekerasan. Imam, melanjutkan bahwa Ditjen Dikti sudah mengawali upaya itu sejak 2023 dengan menyelenggarakan pelatihan tentang ekstremisme kekerasan secara luring dan daring. Kegiatan diikuti 800 dosen.

Dalam kesempatan sama, Pengembang Kurikulum Ahli Madya Kemendikbudristek, Yusri Saad, menjelaskan bahwa muatan kurikulum seperti moderasi beragama dan bela Negara, dapat menjadi nilai-nilai untuk mencegah ekstremisme berbasis kekerasan.

"Sekarang kami identifikasi muatannya. Kami mengambil nilai-nilai positif yang jadikan tameng dalam pencegahan ekstremisme," jelas Yusri. Dia member contoh seperti Pelajar Pancasila, 18 karakter penguatan karakter, moderasi beragama, nilai bela negara, dan berpikir kritis.

Yusri menyebutkan, terdapat beberapa strategi untuk melihat potensi ekstremisme terorisme dalam satuan pendidikan. Mulanya dengan mengidentifikasi potensi ekstremisme sekolah.

Yusri juga mempelajari karakteristik satuan pendidikan, pengorganisasian belajar, serta berbagai program lainnya dalam satuan pendidikan tersebut.
Diskusi kelompok terarah kali ini yang keempat. Ant/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top