Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Digitalisasi Usaha

60 Juta UMKM Ditargetkan Terhubung Platform Digital

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama lebih dari 1,5 tahun ini menyebabkan seluruh sektor usaha mengalami kelumpuhan secara ekonomi, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berperan dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karenanya, UMKM dituntut untuk lebih adaptif dengan kebiasaan baru agar dapat dapat bertahan dari situasi ketidakpastian ekonomi, termasuk dengan pemanfaatan teknologi digital.

Bank Indonesia (BI) menargetkan 60 juta usaha mikro kecil menengah (UMKM) terhubung dengan platform digital dalam tiga tahun melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Untuk tahun ini, ditargetkan 12 juta UMKM bisa tersambung dengan platform digital.

"Tahun depan akan kami terus tingkatkan tahun depan dan tahun-tahun selanjutnya," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam diskusi virtual di Jakarta, Jumat pekan lalu.

Saat ini, Perry mengatakan delapan juta UMKM berhasil tersambung dengan platform digital. Dia pun berkomitmen akan terus mengembangkan UMKM berkoordinasi dengan pemerintah dan institusi lain.

Di sisi lain, bank sentral turut mendukung elektronifikasi bantuan sosial (bansos), moda transportasi, hingga operasi keuangan pemerintah daerah (pemda) saat ini.

BI fast payment juga sedang dibangun untuk menggantikan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang belum mengadopsi teknologi digital 24 jam. Perry menargetkan BI fast payment mulai diluncurkan pada akhir tahun ini atau awal tahun depan dan selanjutnya akan berproses dalam tiga tahapan.

Pembiayaan Perbankan

Sementara itu, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki mengungkapkan persentase pembiayaan UMKM berdasarkan total pembiayaan perbankan tergolong masih kecil yakni baru mencapai 20 persen.

Untuk itu, Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar pembiayaan transfer kredit perbankan kepada UMKM dinaikkan menjadi 30 persen pada 2024. Termasuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa agunan yang semula 50 juta menjadi 100 juta rupiah, dengan diiringi meningkatkan pembiayaan UMKM menjadi 20 miliar rupiah melalui KUR Khusus. Hal tersebut dilakukan guna untuk merangsang pertumbuhan UMKM agar naik kelas.

"Karena selama ini struktur ekonomi kita tidak berubah dari waktu ke waktu, yang dominan usaha mikro padahal banyak usaha mikro padahal di Indonesia banyak pembiayaan usaha mikro tapi untuk modal kerja. Sedikit yang yang naik kelas, ujarnya dalam webinar tentang Sinergi Industri Jasa Keuangan dan Teknologi untuk Mendorong Digitalisasi UMKM dalam Rangka Ekonomi Digital, Jumat (13/8).


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top