Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

44 Persen Orang Dewasa di Amerika Alami Kecanduan Makanan Olahan

Foto : Freepik

Ilustrasi.

A   A   A   Pengaturan Font

Sebanya 44 persen dari populasi berusia di atas 50 tahun di Amerika Serikat (AS) dilaporkan tidak dapat mengontrol konsumsi makanan olahan, seperti camilan manis atau asin, dan makanan berlemak mereka.

Laporan University of Michigan yang didasarkan Jajak Pendapat Nasional terhadap 2.163 orang berusia 50 hingga 80 tahun mengenai "Healthy Aging" atau penuaan yang sehat, menunjukkan hampir setengah responden atau 44 persen memiliki setidaknya satu gejala kecanduan makanan olahan.

Sementara, 13 persen responden ditemukan memiliki dua atau lebih gejala kecanduan makanan olahan.

Adapun gejala kecanduan makanan olahan yang paling umum adalah mengidam yang kuat, bersama dengan upaya yang gagal untuk mengurangi konsumsi dan tanda-tanda penarikan diri, seperti lekas marah, sulit berkonsentrasi, dan sakit kepala.

Mereka yang kecanduan makanan juga melaporkan kesusahan atau masalah dalam kehidupan sehari-hari yang disebabkan oleh perilaku makan mereka.

Kecanduan makanan olahan ditemukan lebih umum di antara orang dewasa berusia 50 hingga 64 tahun dibandingkan mereka yang berusia 65 hingga 80 tahun.

Para peneliti menulis bahwa sifat adiktif dari makanan semacam itu mungkin berasal dari kemampuan mereka untuk memicu pelepasan dopamin otak pada tingkat yang sebanding dengan nikotin dan alkohol.

Sebagai informasi, pelepasan dopamin sendiri memicu perasaan baik serta keinginan untuk melanjutkan atau mengulangi perasaan tersebut.

Melansir The Washington Post, lebih banyak wanita yang memenuhi kriteria kecanduan makanan olahan.

Persentase ini dilaporkan lebih tinggi di antara mereka yang mengalami kelebihan berat badan atau merasa terisolasi dari orang lain.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Suliana

Komentar

Komentar
()

Top